Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali melanjutkan penguatan pada Senin, seiring para investor menganalisis dampak serangan drone Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia yang berpotensi mengganggu ekspor minyak mentah dan bahan bakar.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada pertumbuhan permintaan bahan bakar di Amerika Serikat.
Brent crude futures naik 36 sen atau 0,5% menjadi $67,35 per barel pada pukul 06:32 GMT, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS berada di $63,05 per barel, naik 36 sen atau 0,6%. Kedua kontrak ini mencatat kenaikan lebih dari 1% pada pekan lalu.
Fokus Serangan Ukraina pada Infrastruktur Minyak Rusia
Lonjakan harga pekan lalu sejalan dengan meningkatnya serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia, termasuk terminal ekspor minyak terbesar Primorsk dan kilang Kirishinefteorgsintez, salah satu dari dua kilang terbesar di Rusia.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) Turun Jadi US$ 66,07 per Barel pada Agustus 2025
Menurut analis JPMorgan, Natasha Kaneva, serangan tersebut menunjukkan adanya “kesediaan yang meningkat untuk mengganggu pasar minyak internasional,” yang berpotensi menambah tekanan naik pada harga minyak.
Primorsk memiliki kapasitas memuat sekitar 1 juta barel per hari (bpd), menjadikannya pusat ekspor minyak utama di Rusia bagian barat. Sedangkan Kilang Kirishi, yang dioperasikan oleh Surgutneftegaz, memproses sekitar 17,7 juta metrik ton per tahun atau 355.000 bpd, setara dengan 6,4% total produksi minyak Rusia.
Analisis IG Markets, Tony Sycamore, menambahkan, “Jika kita melihat pergeseran strategis Ukraina terhadap infrastruktur ekspor minyak Rusia, hal ini menghadirkan risiko kenaikan terhadap proyeksi harga,” meski masih ada kekhawatiran terkait kelebihan pasokan karena rencana OPEC+ menambah produksi.
Produksi Rusia Tetap Stabil Meski Terjadi Serangan
Di wilayah Bashkortostan, sebuah perusahaan minyak Rusia akan mempertahankan level produksinya meski terjadi serangan drone pada Sabtu lalu, kata gubernur regional Radiy Khabirov.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Senin (15/9) Pagi, Brent ke US$ 67,02 & WTI ke US$ 62,77
Tekanan terhadap Rusia juga meningkat setelah Presiden Donald Trump menegaskan kesiapannya untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dengan catatan Eropa harus bertindak sejalan dengan langkah Amerika Serikat.
Faktor Lain yang Memengaruhi Pasar Minyak
Investor juga memantau perundingan dagang AS–China di Madrid yang dimulai pada Minggu, seiring permintaan Washington agar sekutunya memberlakukan tarif atas impor dari China terkait pembelian minyak Rusia.
Di sisi lain, data penciptaan lapangan kerja AS yang lebih rendah dan inflasi yang meningkat menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi di negara konsumen minyak terbesar dunia.
Hal ini terjadi di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menurunkan suku bunga pada pertemuan 16–17 September mendatang.