kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.414   4,00   0,02%
  • IDX 7.915   60,50   0,77%
  • KOMPAS100 1.110   8,74   0,79%
  • LQ45 810   4,96   0,62%
  • ISSI 270   2,16   0,81%
  • IDX30 420   2,90   0,70%
  • IDXHIDIV20 488   3,33   0,69%
  • IDX80 122   0,82   0,68%
  • IDXV30 134   0,51   0,39%
  • IDXQ30 136   1,18   0,87%

Harga Minyak Dunia Stabil Senin (15/9) Pagi, Brent ke US$ 67,02 & WTI ke US$ 62,77


Senin, 15 September 2025 / 08:50 WIB
Harga Minyak Dunia Stabil Senin (15/9) Pagi, Brent ke US$ 67,02 & WTI ke US$ 62,77
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sun sets behind a crude oil pump jack on a drill pad in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S. November 24, 2019. Picture taken November 24, 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak mendatar pada perdagangan Senin (15/9/2025). Seiring investor menimbang dampak serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak Rusia yang berpotensi mengganggu ekspor minyak mentah dan produk olahan, sekaligus mencermati prospek permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS).

Mengutip Reuters, kontrak berjangka Brent naik tipis 3 sen menjadi US$ 67,02 per barel pada pukul 00.09 GMT. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman AS menguat 8 sen ke US$ 62,77 per barel.

Sepekan terakhir, kedua acuan minyak tersebut sudah naik lebih dari 1% setelah Ukraina meningkatkan serangan ke infrastruktur energi Rusia, termasuk terminal ekspor terbesar Primorsk dan kilang Kirishinefteorgsintez, salah satu dari dua kilang terbesar di negara tersebut.

“Serangan ini menunjukkan adanya peningkatan kesediaan untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi menambah tekanan kenaikan harga minyak,” tulis analis JPMorgan yang dipimpin Natasha Kaneva dalam catatan risetnya.

Primorsk memiliki kapasitas ekspor sekitar 1 juta barel per hari (bpd) dan menjadi hub ekspor utama Rusia di kawasan barat.

Adapun kilang Kirishi yang dioperasikan Surgutneftegaz mengolah sekitar 355.000 bpd atau 6,4% dari total produksi minyak mentah Rusia.

Di sisi lain, perusahaan migas di wilayah Bashkortostan, Rusia, menyatakan akan mempertahankan produksi meski fasilitasnya diserang drone pada Sabtu lalu.

Tekanan terhadap Rusia kian meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menegaskan kembali kesiapannya untuk menjatuhkan sanksi lebih keras.

Namun, ia meminta Eropa untuk mengambil langkah setara dengan kebijakan Washington.

“Eropa masih membeli minyak dari Rusia. Saya tidak ingin mereka membeli minyak itu,” kata Trump kepada wartawan, Minggu (14/9).

“Sanksi yang mereka berlakukan belum cukup keras. Saya bersedia menambah sanksi, tapi mereka juga harus memperketat sesuai dengan apa yang saya lakukan.”

Investor juga mencermati perkembangan perundingan dagang AS-China di Madrid yang dimulai pada Minggu (14/9).

Washington menuntut sekutu-sekutunya ikut mengenakan tarif terhadap China terkait pembelian minyak dari Rusia.

Sementara itu, data tenaga kerja AS yang lebih lemah dan inflasi yang meningkat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

The Fed sendiri dijadwalkan menggelar rapat kebijakan moneter pada 16-17 September, dengan ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga.

Selanjutnya: Delta Giri Wacana (DGWG) Ekspor Perdana Karbamasi ke Afrika Selatan

Menarik Dibaca: Wajib Tonton 7 Film Terbaik Kim Go Eun Bintang You and Everything Else




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×