Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah bergerak stabil pada perdagangan Selasa (16/9.2025) pagi, setelah menguat pada sesi sebelumnya.
Pasar tengah mencermati potensi gangguan pasokan dari Rusia menyusul serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur kilang negara tersebut.
Kontrak berjangka Brent naik tipis 4 sen menjadi US$67,48 per barel pada pukul 00.00 GMT. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$63,32 per barel, naik 2 sen.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Selasa (16/9) Pagi, Investor Cermati Potensi Sanksi Pasokan Rusia
Sehari sebelumnya, Brent ditutup naik 45 sen di US$67,44 dan WTI menguat 61 sen di US$63,30.
Ukraina diketahui meningkatkan serangan ke fasilitas energi Rusia untuk melemahkan kemampuan perang Moskow, di tengah mandeknya upaya perundingan damai.
“Ketakutan akan potensi gangguan pasokan dari Rusia, produsen utama yang menyumbang lebih dari 10% produksi minyak global, turut menopang harga minyak,” tulis analis pasar IG, Tony Sycamore, dalam catatannya.
Dari sisi kebijakan, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada Senin (15/9) menyatakan pemerintah tidak akan menambah tarif impor terhadap barang China guna menekan Beijing agar menghentikan pembelian minyak Rusia.
Namun, langkah tersebut bisa diambil jika negara-negara Eropa juga mengenakan tarif tinggi terhadap China dan India.
Baca Juga: Harga Minyak Menguat, Investor Menimbang Serangan Terhadap Fasilitas Energi Rusia
Selain isu geopolitik, investor juga menunggu hasil pertemuan The Federal Reserve pada 16-17 September. Bank sentral AS diperkirakan memangkas suku bunga acuan, yang berpotensi mendorong permintaan bahan bakar.
“Dolar AS yang lebih lemah akibat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pekan ini turut memberi dukungan pada harga minyak,” tambah Sycamore.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama melemah ke posisi terendah dalam hampir sepekan. Pelemahan dolar membuat minyak lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Di kawasan Timur Tengah, risiko pasokan minyak bertambah setelah militer Israel melancarkan ofensif darat pada Senin untuk menduduki Kota Gaza, menurut laporan Axios yang mengutip pejabat Israel.
Baca Juga: Harga Minyak Naik di Malam Ini, Brent ke US$ 67,39 dan WTI US$ 63,2 per Barel
Sementara itu, dari sisi hubungan dagang global, pejabat AS dan China pada Senin mengumumkan telah mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk mengalihkan kepemilikan aplikasi video pendek TikTok ke entitas yang dikendalikan AS. Langkah ini menjadi terobosan langka setelah berbulan-bulan negosiasi.
Sebelumnya, pelonggaran ketegangan dagang AS-China kerap mendongkrak sentimen risiko dan memperkuat ekspektasi permintaan minyak.