kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.430   24,00   0,15%
  • IDX 7.937   83,06   1,06%
  • KOMPAS100 1.111   9,35   0,85%
  • LQ45 809   4,06   0,50%
  • ISSI 272   3,87   1,45%
  • IDX30 420   2,48   0,59%
  • IDXHIDIV20 486   1,71   0,35%
  • IDX80 123   0,86   0,71%
  • IDXV30 133   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 136   1,05   0,78%

Harga Minyak Naik di Malam Ini, Brent ke US$ 67,39 dan WTI US$ 63,2 per Barel


Senin, 15 September 2025 / 22:12 WIB
Diperbarui Senin, 15 September 2025 / 22:12 WIB
Harga Minyak Naik di Malam Ini, Brent ke US$ 67,39 dan WTI US$ 63,2 per Barel
ILUSTRASI. harga minyak dunia kompak menguat di malam ini (15/9/2025)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak sedikit menguat karena investor menilai dampak serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap kilang-kilang Rusia. Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak negara-negara NATO untuk menghentikan pembelian minyak Rusia.

Senin (15/9/2025) pukul 21.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2025 naik 40 sen, atau 0,6% menjadi US$ 67,39 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2025 berada di level US$ 63,21 per barel, naik 52 sen atau 0,8%.

Harga minyak masih berada di kisaran US$ 65 dan US$ 70 per barel, didorong oleh risiko gangguan akibat serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia dan seruan baru dari Trump untuk sanksi sekunder yang lebih keras terhadap pembeli minyak mentah Rusia, kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Ukraina melancarkan serangan besar-besaran dengan setidaknya 361 pesawat nirawak yang menargetkan Rusia semalam, memicu kebakaran singkat di kilang minyak Kirishi yang luas di barat laut Rusia, kata pejabat Rusia pada hari Minggu.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Terdorong Serangan Drone Ukraina ke Infrastruktur Rusia

Kedua kontrak minyak mentah naik lebih dari 1% di minggu lalu karena Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur minyak Rusia, termasuk terminal ekspor minyak terbesar, Primorsk.

Primorsk memiliki kapasitas untuk memuat sekitar 1 juta barel minyak mentah per hari, sementara kilang Kirishi memproses sekitar 355.000 barel minyak mentah Rusia per hari, setara dengan 6,4% dari total minyak mentah negara itu.

Tekanan meningkat terhadap Rusia ketika Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa AS siap untuk menjatuhkan sanksi energi baru terhadap Rusia, tetapi hanya jika semua negara NATO berhenti membeli minyak Rusia dan menerapkan langkah-langkah serupa.

Harga minyak juga mendapat sedikit dukungan dari permintaan kilang yang solid di Tiongkok bulan lalu dan penurunan persediaan minyak mentah AS, sementara data ekonomi Tiongkok yang melemah membebani harga, kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Investor juga menantikan keputusan suku bunga oleh Federal Reserve AS pada pertemuan 16-17 September, di mana bank tersebut diperkirakan akan melonggarkan kebijakan moneter. Biaya pinjaman yang lebih rendah dapat mendorong permintaan bahan bakar.

Pekan lalu, data penciptaan lapangan kerja yang lebih lemah dan inflasi yang meningkat di AS menimbulkan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di negara dengan ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.

Selanjutnya: Pemerintah Luncurkan Paket Ekonomi, Ekonom Ingatkan Persoalan Struktural

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (16/9), Provinsi Ini Siaga Hujan Sangat Lebat




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×