Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak dunia menguat lebih dari 2% pada Rabu (17 Desember 2025) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan blokade total terhadap semua kapal tanker minyak Venezuela yang disanksi, memicu ketegangan geopolitik di tengah kekhawatiran permintaan global.
Brent crude naik US$1,41 atau 2,4% menjadi US$60,33 per barel pada pukul 10:18 GMT, sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melonjak US$1,42 atau 2,6% menjadi US$56,69 per barel.
Latar Belakang Pasar
Sebelumnya, harga minyak sempat menyentuh level terendah lima tahun seiring kemajuan perundingan perdamaian Rusia-Ukraina, yang memungkinkan sanksi Barat terhadap Moskow dilonggarkan, sehingga pasokan meningkat meski permintaan global tetap rapuh.
Baca Juga: Trump Tambah 5 Negara ke Daftar Larangan Masuk AS, Termasuk Palestina dan Suriah
Perintah Trump pada Selasa lalu menargetkan semua tanker yang membawa minyak Venezuela yang disanksi, dan ia menyatakan bahwa pemerintah negara itu kini dianggap organisasi teroris asing oleh AS.
"Risiko dari Rusia sudah diperkirakan, tetapi ada risiko jelas terhadap pasokan minyak Venezuela," ujar analis ING, Warren Patterson.
Langkah ini muncul seminggu setelah AS menyita kapal tanker yang disanksi di lepas pantai Venezuela.
Dampak dan Ketidakpastian
Masih belum jelas berapa banyak kapal yang akan terdampak, bagaimana AS akan menegakkan blokade, serta apakah Coast Guard akan kembali menindak kapal, seperti tindakan minggu lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, AS juga mengerahkan kapal perang ke kawasan tersebut.
Meskipun banyak kapal pengangkut minyak Venezuela terkena sanksi, beberapa kapal lain yang membawa minyak Venezuela serta minyak dari Iran dan Rusia tidak disanksi.
Kapal tanker yang disewa oleh Chevron (CVX.N) juga masih mengangkut minyak Venezuela ke AS berdasarkan izin dari pemerintah Washington sebelumnya.
Baca Juga: Trump Perintahkan Blokade Kapal Tanker Minyak Bersanksi yang Keluar-Masuk Venezuela
"Produksi minyak Venezuela hanya sekitar 1% dari produksi global, tetapi pasokannya terkonsentrasi pada beberapa pembeli utama, terutama China, AS, dan Kuba," kata Muyu Xu, analis senior minyak di Kpler. China merupakan pembeli terbesar minyak Venezuela, yang menyumbang sekitar 4% dari total impor negara tersebut.
Dukungan dari Penurunan Stok Minyak AS
Selain faktor geopolitik, penurunan besar stok minyak AS juga mendukung kenaikan harga.
Data American Petroleum Institute (API) menunjukkan penurunan 9,3 juta barel minggu lalu, jauh di atas prediksi analis yang hanya memperkirakan penurunan 1,1 juta barel.
Data resmi dari Energy Information Administration (EIA) dijadwalkan rilis Rabu ini untuk konfirmasi lebih lanjut.













