kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.724   -21,00   -0,13%
  • IDX 8.389   17,20   0,21%
  • KOMPAS100 1.162   3,95   0,34%
  • LQ45 845   3,22   0,38%
  • ISSI 294   1,55   0,53%
  • IDX30 443   1,25   0,28%
  • IDXHIDIV20 507   -0,39   -0,08%
  • IDX80 131   0,43   0,33%
  • IDXV30 136   -1,24   -0,90%
  • IDXQ30 140   0,11   0,08%

Harga Minyak Melonjak Lebih dari 2% Jumat (14/11), Ukraina Serang Depo Rusia


Jumat, 14 November 2025 / 09:45 WIB
Harga Minyak Melonjak Lebih dari 2% Jumat (14/11), Ukraina Serang Depo Rusia
ILUSTRASI. Harga minyak naik lebih dari 2% pada Jumat (14/11/2025) setelah serangan drone Ukraina merusak sebuah depo minyak di pelabuhan Novorossiysk, kawasan Laut Hitam Rusia.. REUTERS/Eli Hartman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik lebih dari 2% pada Jumat (14/11/2025) setelah serangan drone Ukraina merusak sebuah depo minyak di pelabuhan Novorossiysk, kawasan Laut Hitam Rusia.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$1,34 atau 2,13% menjadi US$64,35 per barel pada pukul 02.27 GMT.

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,40 atau 2,39% menjadi US$60,09 per barel.

Baca Juga: IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Thailand Melambat ke 1,6% pada 2026

Otoritas operasional wilayah Krasnodar melalui Telegram mengatakan bahwa serpihan drone mengenai tiga apartemen, satu depo minyak di kompleks transshipment, serta sejumlah struktur pesisir.

Kenaikan ini terjadi setelah harga minyak bergerak stabil pada Kamis, ketika kekhawatiran terkait potensi sanksi baru terhadap minyak Rusia menahan sentimen negatif dari isu kelebihan pasokan global yang sehari sebelumnya telah menekan harga lebih dari US$2 per barel.

Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft, sebagai upaya menekan Kremlin agar bersedia bernegosiasi soal perang Ukraina. Sanksi tersebut melarang transaksi dengan kedua perusahaan setelah 21 November.

Menurut JPMorgan, sekitar 1,4 juta barel per hari minyak Rusia hampir sepertiga kapasitas ekspor via laut saat ini mengalir ke kapal tanker penyimpanan karena proses bongkar muat melambat akibat sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil.

Baca Juga: AS dan Korea Selatan Rilis Rincian Kesepakatan, Termasuk Investasi Sektor Perkapalan

Setelah melewati batas waktu 21 November, proses pembongkaran diperkirakan akan semakin sulit.

Harga Brent dan WTI merosot lebih dari US$2 per barel pada Rabu setelah OPEC memproyeksikan pasokan minyak global pada 2026 akan sedikit melebihi permintaan, berbalik dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan defisit.

Setelah penurunan tajam tersebut memicu aksi jual besar, pasar kembali stabil untuk menilai ulang prospek harga minyak, menurut laporan Haitong Securities.

Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) pada Kamis juga menambah tekanan, melaporkan kenaikan stok minyak mentah yang jauh lebih besar dari perkiraan.

Baca Juga: Produksi Batubara China Turun 2,3% pada Oktober 2025

Persediaan minyak mentah naik 6,4 juta barel menjadi 427,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 7 November, jauh di atas perkiraan kenaikan 1,96 juta barel dalam jajak pendapat Reuters.

Namun, persediaan bensin dan distilat turun lebih rendah dari ekspektasi.

Selanjutnya: IMF Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Thailand Melambat ke 1,6% pada 2026

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Periode 14-16 November 2025, Diskon Pesta Mangga!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×