Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak naik tipis pada Senin (25/8/2025) setelah Ukraina meningkatkan serangan terhadap Rusia, memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak Rusia. Sementara itu, ekspektasi penurunan suku bunga AS meningkatkan prospek pertumbuhan global dan permintaan bahan bakar.
Mengutip Reuters, Senin (25/8/2025), harga minyak mentah Brent naik 3 sen, atau 0,04%, menjadi US$ 67,76 per barel pada pukul 03.42 GMT, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 7 sen, atau 0,11%, menjadi US$ 63,73 per barel.
Pejabat Rusia mengatakan, Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak ke Rusia pada hari Minggu, yang mengakibatkan penurunan tajam kapasitas reaktor di salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Rusia dan memicu kebakaran besar di terminal ekspor bahan bakar Ust-Luga.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Senin (25/8) Pagi, Brent ke US$ 67,79 & WTI ke US$ 63,75
Selain itu, kebakaran di kilang Novoshakhtinsk Rusia, yang disebabkan oleh serangan pesawat nirawak Ukraina, telah terjadi selama empat hari pada hari Minggu, kata penjabat gubernur wilayah tersebut.
Kilang ini menjual bahan bakar terutama untuk ekspor dan memiliki kapasitas tahunan sebesar 5 juta metrik ton minyak, atau sekitar 100.000 barel per hari.
"Mengingat keberhasilan Ukraina dalam menyasar infrastruktur minyak Rusia ... risiko minyak mentah bergeser ke atas," ujar analis pasar IG, Tony Sycamore.
Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance mengatakan Rusia telah membuat konsesi signifikan menuju penyelesaian yang dinegosiasikan dalam perangnya dengan Ukraina pada hari Minggu.
"Mereka telah menyadari bahwa mereka tidak akan mampu membangun rezim boneka di Kyiv. Tentu saja, itu merupakan tuntutan utama di awal. Dan, yang terpenting, mereka telah mengakui bahwa akan ada jaminan keamanan bagi integritas teritorial Ukraina," kata Vance dalam program "Meet the Press with Kristen Welker" di NBC.
Namun, Presiden AS Donald Trump juga memperbarui ancaman pada hari Jumat bahwa ia akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika tidak ada kemajuan menuju penyelesaian damai di Ukraina dalam dua minggu.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menguat Sepekan, Pasar Cermati Stagnasi Perdamaian Ukraina
Selera risiko investor telah membaik setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan bank sentral AS bulan depan.
"Suasana risk-on di seluruh pasar mendorong minat investor di seluruh kompleks komoditas, dibantu oleh masalah pasokan yang muncul kembali di sektor energi dan logam," ujar analis ANZ dalam sebuah catatan.