kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.716   12,00   0,07%
  • IDX 8.699   12,41   0,14%
  • KOMPAS100 1.194   0,21   0,02%
  • LQ45 855   0,70   0,08%
  • ISSI 311   1,10   0,35%
  • IDX30 438   0,18   0,04%
  • IDXHIDIV20 506   0,98   0,19%
  • IDX80 134   0,15   0,11%
  • IDXV30 139   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 139   0,25   0,18%

Harga Minyak Mentah Ditutup Melemah 3%, Dekati Level Terendah 5 Tahun


Rabu, 17 Desember 2025 / 05:34 WIB
Harga Minyak Mentah Ditutup Melemah 3%, Dekati Level Terendah 5 Tahun
ILUSTRASI. harga minyak mentah kembali ditutup melemah dan berada di dekat posisi terendah dalam 5 tahun


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - DENVER. Harga minyak mentah acuan turun ditutup ke level terendah sejak Februari 2021. Pelemahan harga minyak terjadi di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut seputar kelebihan pasokan dan karena prospek kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina tampaknya menguat, meningkatkan harapan bahwa sanksi dapat dilonggarkan.

Selasa (16/12/2025), Harga minyak mentah jenis Brent untuk kntrak pengiriman Februari 2026 ditutup turun US$ 1,64 per barel atau sekitar 2,71% menjadi US$ 58,92 per barel. 

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2025 ditutup melemah US$ 1,55 atau 2,73% ke US$ 55,27 per barel.

"Brent telah turun pagi ini hingga di bawah US$ 60 per barel untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, karena pasar menilai potensi kesepakatan perdamaian yang mengakibatkan volume tambahan minyak Rusia tersedia dan semakin menambah kelebihan pasokan di pasar," kata analis Rystad, Janiv Shah. 

Baca Juga: AS Menunda Implementasi Kesepakatan Teknologi Senilai US$ 40 Miliar dengan Inggris

AS menawarkan jaminan keamanan ala NATO untuk Kyiv dan para negosiator Eropa melaporkan kemajuan dalam pembicaraan pada hari Senin, memicu optimisme bahwa akhir perang semakin dekat. 

Sementara itu, Rusia mengatakan tidak bersedia membuat konsesi teritorial apa pun, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, seperti dikutip oleh kantor berita negara TASS.

Dengan posisi ini, selisih harga Brent berjangka enam bulan bergerak ke arah contango untuk pertama kalinya sejak Oktober.

Analis Barclays memperkirakan rata-rata harga Brent di US$ 65 per barel pada tahun 2026, sedikit di atas kurva forward, karena surplus 1,9 juta bpd yang mereka perkirakan sudah tercermin dalam harga.

“Penurunan harga ini menggarisbawahi dinamika struktural pasar energi saat ini—pasokan yang melimpah dan permintaan yang lesu.” "Kecuali risiko geopolitik atau perubahan kebijakan ikut campur, pelemahan ini bisa berlanjut hingga tahun depan," tulis Angie Gildea, Pemimpin Strategi Energi AS di KPMG, dalam sebuah catatan.

Baca Juga: PMI Desember 2025 AS Turun ke Level Terendah Sejak Juni

Menambah tekanan, data ekonomi China yang lemah pada hari Senin semakin memicu kekhawatiran bahwa permintaan global mungkin tidak cukup kuat untuk menyerap pertumbuhan pasokan baru-baru ini, kata analis pasar IG, Tony Sycamore. 

Pertumbuhan produksi pabrik China melambat ke level terendah dalam 15 bulan, menurut data resmi. Penjualan ritel juga tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember 2022, selama pandemi COVID-19. 

Kekhawatiran akan kelebihan pasokan sedikit diimbangi oleh penyitaan kapal tanker minyak AS di lepas pantai Venezuela pekan lalu, tetapi para pedagang dan analis mengatakan kelebihan penyimpanan terapung dan lonjakan pembelian China dari Venezuela sebagai antisipasi sanksi juga membatasi dampak pasar.

Selanjutnya: Upah Minimum 2026 Sudah Final




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×