Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pertumbuhan aktivitas bisnis di Amerika Serikat (AS) melambat pada Desember, mencapai tingkat terlemah sejak Juni. Pesanan baru menurun baik di sektor manufaktur maupun jasa, menutup tahun 2025 yang penuh ketidakpastian bagi ekonomi AS, menurut survei terbaru yang dirilis Selasa (16/12/2025).
S&P Global melaporkan indeks manufaktur gabungan sementara (flash PMI) turun menjadi 53,0 pada Desember dari 54,2 di November. Indeks di atas 50 menandakan aktivitas ekonomi sedang berkembang.
Data ini menunjukkan kenaikan paling kecil dalam pesanan baru selama 20 bulan terakhir, dan pesanan barang turun untuk pertama kalinya dalam setahun.
Sektor jasa, yang menyumbang dua pertiga dari output ekonomi AS, turun menjadi 52,9, level terendah enam bulan, dari 54,1 di November. Indeks manufaktur turun menjadi 51,8, terendah sejak Juli, dari 52,2 di bulan sebelumnya. Keduanya lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters.
Baca Juga: Harga Emas Naik Usai Data Ketenagakerjaan AS Memicu Harapan Pemangkasan Suku Bunga
"Data flash PMI Desember menunjukkan bahwa lonjakan pertumbuhan ekonomi baru-baru ini mulai kehilangan momentum. Dengan pertumbuhan penjualan baru yang melemah, terutama menjelang musim liburan, aktivitas ekonomi mungkin akan melambat lebih lanjut memasuki 2026,” ujar Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis S&P Global Market Intelligence.
Sepanjang 2025, ekonomi AS menghadapi kondisi yang tidak stabil. Kebijakan baru Presiden Donald Trump sejak Januari, termasuk pengawasan ketat imigrasi dan tarif baru, mempengaruhi tenaga kerja, perdagangan internasional, dan harga barang. Ditambah, penutupan pemerintah federal yang berlangsung lama pada Oktober–November memperburuk ketidakpastian dan menunda keluarnya data penting ekonomi.
Produk Domestik Bruto (PDB) AS sempat menyusut pada kuartal pertama akibat lonjakan impor untuk menghindari tarif, lalu bangkit di kuartal kedua saat tarif tersebut dicabut. Laporan PDB kuartal ketiga, yang tertunda, diperkirakan menunjukkan pertumbuhan lebih dari 3% secara tahunan sebelum penutupan pemerintah. Data kuartal keempat baru akan diumumkan awal tahun depan.
"Meskipun survei ini menunjukkan PDB kuartal keempat tumbuh sekitar 2,5% secara tahunan, pertumbuhan ekonomi telah melambat selama dua bulan berturut-turut,” tambah Williamson.
Bagi pembuat kebijakan Federal Reserve, laporan ini hanya memberikan sedikit kejelasan tentang kondisi ekonomi nyata. The Fed memangkas suku bunga tiga kali pada paruh kedua 2025 karena risiko pertumbuhan pekerjaan, tetapi data pekerjaan yang lengkap sulit didapat karena penutupan pemerintah.
Pertumbuhan pekerjaan menurut data S&P dibatasi oleh kekhawatiran biaya, permintaan yang lesu, dan ketidakpastian ekonomi. Beberapa perusahaan juga melaporkan kekurangan tenaga kerja.
Selain itu, indeks harga input mencapai level tertinggi dalam sekitar tiga tahun, terutama didorong oleh lonjakan biaya di sektor jasa. Hal ini memberi alasan bagi pejabat The Fed yang khawatir inflasi untuk berhati-hati sebelum melakukan pemangkasan suku bunga lebih lanjut.












