kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat di Awal Pekan, Pasokan Terbatas


Selasa, 14 Juni 2022 / 05:52 WIB
Harga Minyak Mentah Ditutup Menguat di Awal Pekan, Pasokan Terbatas
ILUSTRASI. Harga minyak kembali menguat di tengah ketatnya pasokan


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak mentah naik pada perdagangan awal pekan ini karena pasokan global yang ketat melebihi kekhawatiran bahwa permintaan akan tertekan oleh meningkatnya kasus Covid-19 di Beijing dan lebih banyak kenaikan suku bunga di pasar global.

Senin (13/6), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 ditutup naik 26 sen ke US$ 122,27 per barel.

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2022 ditutup menguat 26 sen menjadi US$ 120,93 per barel.

Pada sesi ini, perdagangan cenderung bergejolak, dengan harga turun sekitar $3 per barel sebelumnya.

Sentimen bagi minyak datang dengan OPEC dan sekutunya tidak dapat sepenuhnya memenuhi peningkatan produksi yang dijanjikan karena kurangnya kapasitas di banyak produsen, sanksi terhadap Rusia dan kerusuhan di Libya yang telah memangkas produksi.

Baca Juga: Harga Terdiskon, Rusia Menggeser Arab Saudi Sebagai Pemasok Minyak Nomor Dua ke India

Minyak telah melonjak pada 2022 karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari yang menambah kekhawatiran pasokan dan karena permintaan pulih dari penguncian terkait pandemi Covid-19. Pada bulan Maret, Brent mencapai level US$ 139 per barel, tertinggi sejak 2008.

Pada pekan lalu, kedua benchmark minyak naik lebih dari 1%.

"Kami berjuang dengan hilangnya (minyak) Rusia, jadi sekarang ada tambahan tanda seru dengan situasi di Libya," kata Robert Yawger, Executive Director of Energy Futures Mizuho.

Pada hari Sabtu (11/6), data AAA menunjukkan, harga rata-rata bensin AS sudah lebih dari US$ 5 per galon untuk pertama kalinya.

Di sisi lain, kekhawatiran terkait permintaan muncul setelah distrik terpadat di Beijing, Chaoyang, mengumumkan tiga putaran pengujian massal untuk memadamkan wabah Covid-19 yang ganas.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi dengan China. Suasana saat ini suram," ujar Phil Flynn, analis Price Futures.

Baca Juga: Wall Street Ambruk: Indeks S&P 500 Masuk Pasar Bearish, Nasdaq Jatuh Paling Dalam

Kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga lebih lanjut, diperkuat oleh data inflasi AS hari Jumat yang menunjukkan indeks harga konsumen naik 8,6% bulan lalu, juga menekan harga minyak lebih rendah.

Pasar keuangan lainnya juga jatuh, karena investor khawatir bahwa Federal Reserve dapat memperketat kebijakan terlalu agresif dan menyebabkan perlambatan ekonomi yang tajam. Saat ini, indeks S&P 500 berada di jalur untuk mengkonfirmasi pasar bearish.

Keputusan kebijakan The Fed berikutnya akan terjadi pada hari Rabu (15/6).

Di Eropa, Francesco Giavazzi, penasihat ekonomi terdekat Perdana Menteri Italia Mario Draghi, mengatakan pada hari Senin bahwa kenaikan suku bunga European Central Bank (ECB) bukanlah cara yang tepat untuk menahan lonjakan kenaikan harga.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×