kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Israel Gempur Damaskus, Berjanji Lindungi Komunitas Druze dari Serangan Suriah


Kamis, 17 Juli 2025 / 10:22 WIB
Israel Gempur Damaskus, Berjanji Lindungi Komunitas Druze dari Serangan Suriah
ILUSTRASI. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus pada Rabu (16/7), menghantam sebagian kompleks kementerian pertahanan dan wilayah dekat istana presiden. REUTERS/Amir Cohen


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - DAMASKUS/YERUSALEM. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Damaskus pada Rabu (16/7), menghantam sebagian kompleks kementerian pertahanan dan wilayah dekat istana presiden.

Serangan ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap pasukan pemerintah Suriah yang menyerang komunitas Druze di wilayah selatan negara tersebut.

Baca Juga: Delapan Anak Tewas Saat Ambil Air di Gaza, Israel Berdalih Begini

Serangan ini menjadi eskalasi besar dari Israel terhadap pemerintahan sementara Suriah yang dipimpin Presiden Ahmed al-Sharaa, yang beraliran Islamis.

Langkah ini dilakukan meskipun hubungan Sharaa dengan Amerika Serikat tengah menghangat, dan tercatat mulai membangun komunikasi keamanan dengan Israel.

Israel menuduh para penguasa baru Suriah sebagai “jihadis yang hanya tersamar” dan menegaskan tidak akan membiarkan mereka mengerahkan pasukan ke selatan Suriah.

Tekanan untuk bertindak juga datang dari komunitas Druze di Israel, yang meminta perlindungan bagi kerabat mereka di Suriah.

“Israel tidak akan membiarkan selatan Suriah menjadi sarang teror,” tegas Kepala Staf Militer Israel, Jenderal Eyal Zamir.

Pemerintah AS mengatakan konflik ini akan segera mereda.

Baca Juga: Rudal Israel Tewaskan Anak-Anak Pengambil Air di Gaza, IDF Sebut Kesalahan Teknis

“Kami telah berkomunikasi dengan seluruh pihak yang terlibat dalam bentrokan di Suriah, dan telah menyepakati langkah-langkah konkret untuk mengakhiri situasi mengerikan ini malam ini juga,” kata Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, di media sosial.

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan pada Kamis untuk membahas eskalasi konflik ini.

“Dewan harus mengutuk kejahatan barbar terhadap warga sipil tak berdosa di tanah Suriah,” kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon.

Serangan Udara Guncang Damaskus

Wartawan Reuters melaporkan suara pesawat tempur yang terbang rendah di atas Damaskus sebelum meluncurkan serangan di siang hari.

Asap tebal mengepul dari sekitar kementerian pertahanan, dan sebagian bangunan terlihat hancur.

Baca Juga: Kebuntuan Perundingan Israel-Hamas, Gencatan Senjata di Gaza Terancam Gagal

Sumber medis Suriah menyebutkan lima anggota pasukan keamanan tewas akibat serangan tersebut. Israel menyatakan mereka juga menghantam markas militer dekat istana presiden.

Sementara itu, konflik terus berkecamuk di kota Sweida, wilayah yang mayoritas penduduknya adalah komunitas Druze.

Pertempuran terjadi antara milisi Druze dan pasukan pemerintah Suriah, serta suku-suku Bedouin bersenjata.

Warga setempat mengatakan mereka bersembunyi di dalam rumah karena suara tembakan dan ledakan terus terdengar.

“Kami berusaha menenangkan anak-anak agar tidak bersuara. Kami ketakutan,” kata seorang warga Sweida kepada Reuters melalui telepon.

Kementerian Kesehatan Suriah menyatakan puluhan jenazah ditemukan di rumah sakit setempat, termasuk warga sipil dan pejuang bersenjata.

Jaringan HAM Suriah menyebutkan ada 169 korban tewas sepanjang pekan ini, sementara sumber keamanan Suriah menyebut angka kematian mencapai 300 jiwa. Reuters belum dapat memverifikasi jumlah tersebut secara independen.

Baca Juga: Israel: Gencatan Senjata di Gaza Bisa Terwujud, Tapi Butuh Waktu

Dukungan untuk Komunitas Druze

Druze merupakan penganut agama yang merupakan cabang dari Islam, tersebar di Suriah, Lebanon, dan Israel.

Setelah seruan dari masyarakat Druze di Israel untuk membantu kerabat mereka di Suriah, puluhan warga Israel keturunan Druze dilaporkan melintasi pagar perbatasan untuk bertemu dengan komunitas Druze di sisi Suriah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta warganya yang keturunan Druze untuk tidak menyeberangi perbatasan, dan menegaskan militer Israel tengah berupaya menyelamatkan komunitas tersebut.

Faez Shkeir, seorang warga Israel keturunan Druze, mengatakan dirinya merasa putus asa melihat kekerasan di Sweida.

“Keluarga saya ada di Suriah. Istri saya di Suriah, paman saya dari Suriah, keluarga saya di Sweida. Saya tidak suka melihat mereka dibunuh, rumah mereka dibakar dan dijarah, tapi saya tak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Baca Juga: Netanyahu: Negara Palestina Merdeka Akan Jadi Landasan untuk Hancurkan Israel

Seorang saksi mata Reuters mengatakan melihat pasukan pemerintah menjarah rumah-rumah di Sweida, mencuri mobil, dan membakar properti.

Seorang warga bahkan menunjukkan mayat saudaranya yang ditembak di kepala di dalam rumah mereka sendiri.

Pemerintah Suriah menyatakan akan menindak tegas pelaku pelanggaran hukum di Sweida dan berjanji melindungi warga setempat.

Presiden Sharaa pun kembali menyatakan komitmennya untuk melindungi kelompok minoritas di negaranya.

Selanjutnya: Pengertian Daddy Issues dan Tandanya yang Disebabkan oleh Trauma Masa Kecil

Menarik Dibaca: Pengertian Daddy Issues dan Tandanya yang Disebabkan oleh Trauma Masa Kecil




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×