Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan akan tercapainya gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, kembali menguat seiring dimulainya kembali negosiasi tidak langsung di Doha.
Meskipun masih terdapat sejumlah perbedaan sikap, pejabat Israel menyebut bahwa celah-celah dalam pembicaraan dapat dijembatani meskipun kemungkinan butuh waktu lebih dari beberapa hari untuk mencapai kesepakatan final.
Upaya Diplomatik Internasional Ditingkatkan
Putaran baru negosiasi ini dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, yang intensitasnya meningkat sejak Minggu lalu saat kedua pihak memulai pembicaraan tidak langsung di Doha. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tengah berada di Washington dalam rangkaian pertemuan penting, termasuk dengan Presiden AS Donald Trump pada hari Senin.
Trump, dalam pernyataannya menjelang pertemuan tersebut, menyatakan keyakinannya bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dapat dicapai dalam pekan ini. Netanyahu juga dijadwalkan bertemu dengan Wakil Presiden J.D. Vance pada Selasa.
Baca Juga: Netanyahu Temui Trump di Gedung Putih, AS Dorong Gencatan Senjata di Gaza
Sementara itu, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, yang berperan penting dalam merancang proposal gencatan senjata, akan bertolak ke Doha untuk bergabung dalam pembicaraan. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.
Rincian Proposal Gencatan Senjata
Proposal terbaru yang diajukan mencakup:
-
Pembebasan sandera secara bertahap
-
Penarikan pasukan Israel dari beberapa wilayah Gaza
-
Pembicaraan lanjutan untuk mengakhiri perang secara menyeluruh
Namun, perbedaan pendirian tetap ada. Hamas tetap bersikeras bahwa perang harus diakhiri terlebih dahulu sebelum pembebasan sandera dilakukan. Di sisi lain, Israel menuntut seluruh sandera dibebaskan dan Hamas dilucuti sebelum menghentikan operasi militer.
Menurut laporan terakhir, sekitar 20 dari 50 sandera yang tersisa diyakini masih hidup di Gaza.
Baca Juga: Trump Percaya Diri Bisa Rampungkan Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Pekan Ini
Tantangan Kemanusiaan dan Perbedaan Teknis
Sumber Palestina menyebutkan bahwa perbedaan sikap terbesar saat ini adalah terkait akses dan distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meskipun begitu, seorang pejabat Israel menyatakan bahwa kemajuan telah dicapai dalam pembicaraan, meski belum merinci poin-poin sensitif yang masih menjadi perdebatan.
Menteri Israel Zeev Elkin, anggota kabinet keamanan Netanyahu, menyatakan kepada radio publik Kan: “Ada peluang substansial bahwa gencatan senjata akan disepakati. Hamas ingin mengubah beberapa poin penting. Ini bukan proses yang mudah, tapi ada kemajuan.”
Gaza Terus Terluka di Tengah Negosiasi
Perang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu wilayah Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang ke Gaza. Sejak itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 57.000 warga Palestina, menurut data otoritas kesehatan lokal.
Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta jiwa kini terpaksa mengungsi dan menghadapi krisis kemanusiaan akut. Wilayah tersebut hancur lebur, dengan banyak infrastruktur sipil rusak parah.
Di Gaza City, anak-anak terlihat berjalan melewati puing-puing bangunan pasca serangan udara Israel yang menelan korban jiwa, termasuk anak-anak. Militer Israel belum merilis pernyataan resmi terkait sasaran serangan tersebut.
Baca Juga: PBB Ungkap Perusahaan Raksasa Dunia Terlibat 'Genosida' Israel di Gaza, Siapa Saja?
“Kami berharap gencatan senjata segera tercapai dan pembantaian terhadap rakyat Palestina dihentikan,” kata Mohammed Joundiya, berdiri di tengah reruntuhan bangunan.
Mantan Sandera: “Setiap Menit Sangat Penting”
Sementara itu, di Gedung Knesset (Parlemen Israel) di Yerusalem, mantan sandera Keith Siegel, yang dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata sebelumnya pada Februari, menyampaikan kesaksiannya.
“Kami punya jendela waktu untuk menyelamatkan nyawa. Setiap menit sangat penting,” ujarnya, menyerukan agar kesepakatan segera diraih untuk menyelamatkan sandera yang masih hidup.