Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - HOUSTON. Harga minyak naik pada Jumat (3/1), menutup pekan ini dengan kenaikan, didorong sentimen cuaca dingin di Eropa dan AS serta stimulus ekonomi tambahan yang digaungkan oleh China.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup naik 58 sen, atau 0,8%, menjadi US$ 76,51 per barel, level tertinggi sejak 14 Oktober.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate ditutup naik 83 sen, atau 1,13%, menjadi US$ 73,96, level tertinggi sejak 11 Oktober.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menuju Kenaikan Mingguan Jumat (3/1), Brent ke US$75,86
Brent mencatat kenaikan mingguan sebesar 2,4%, sementara WTI naik hampir 5%.
Tanda-tanda kerapuhan ekonomi China meningkatkan ekspektasi terhadap langkah-langkah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan di negara pengimpor minyak terbesar dunia tersebut.
"China terus-menerus mengumumkan upaya mereka untuk memicu aktivitas ekonomi, dan pasar memperhatikan hal itu," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York.
Ia menambahkan, kekhawatiran tentang permintaan China menjadi faktor dalam asumsi permintaan yang melemah tahun lalu.
China mengumumkan beberapa langkah baru untuk mendorong pertumbuhan minggu ini dengan langkah mengejutkan untuk menaikkan upah bagi pegawai pemerintah dan pengumuman peningkatan tajam dalam pendanaan dari obligasi pemerintah jangka panjang.
Pendanaan tambahan tersebut akan digunakan untuk memacu investasi bisnis dan inisiatif untuk meningkatkan konsumen.
Harga minyak kemungkinan besar akan naik karena permintaan minyak pemanas yang meningkat setelah prakiraan cuaca dingin di beberapa wilayah.
Baca Juga: Meski Naik di Awal Tahun, Prospek Harga Komoditas Energi Masih Tertekan
"Permintaan minyak kemungkinan besar diuntungkan oleh suhu dingin di seluruh Eropa dan AS," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Jumlah rig minyak AS, indikator produksi masa depan, juga turun satu menjadi 482 minggu ini, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.
Stok minyak mentah AS turun 1,2 juta barel menjadi 415,6 juta barel minggu lalu, menurut data EIA.
Sementara itu, persediaan bensin dan sulingan AS melonjak karena kilang meningkatkan produksi, meskipun permintaan bahan bakar mencapai titik terendah dalam dua tahun.
Namun, menahan harga, dolar berada di jalur menuju minggu terbaiknya dalam sekitar dua bulan, bahkan saat merosot pada hari Jumat, di tengah ekspektasi bahwa ekonomi AS akan terus mengungguli negara-negara lain secara global tahun ini dan bahwa suku bunga AS akan tetap relatif lebih tinggi.
Suku bunga yang lebih tinggi dapat memangkas pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.