Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak bertahan mendekati level terendah dalam dua minggu setelah data ekonomi yang lemah dari China dan ramalan cuaca yang menghangat di tempat lain memperburuk prospek permintaan minyak.
Selasa (28/1) pukul 09.45 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2025 naik 12 sen, atau 0,2% ke US$ 77,20 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2025 naik 10 sen atau 0,1% menjadi US$ 73,27 per barel.
Harga minyak Brent ditutup pada hari Senin (27/1) pada level terendah sejak 9 Januari, sementara WTI mencapai level terendah sejak 2 Januari.
China, importir minyak mentah terbesar di dunia, melaporkan kontraksi tak terduga dalam aktivitas manufaktur pada bulan Januari pada hari Senin, menambah kekhawatiran baru atas pertumbuhan permintaan minyak mentah global.
Baca Juga: Harga Minyak Tumbang ke Level Terendah 2 Pekan pada Selasa (28/1) Pagi
"Penurunan harga minyak semalam terjadi karena data PMI China yang lemah kemarin dan arus penghindaran risiko menyusul penurunan tajam saham teknologi AS," kata Tony Sycamore, analis di IG.
Permintaan minyak mentah China juga diperkirakan akan terpukul oleh sanksi AS terbaru terhadap perdagangan minyak Rusia.
Analis FGE memperkirakan, kilang minyak di Shandong kehilangan hingga 1 juta barel per hari pasokan minyak mentah dalam waktu dekat di tengah larangan yang diberlakukan oleh Shandong Port Group terhadap kapal tanker yang dikenai sanksi AS.
"Barel minyak mentah alternatif (untuk pasokan Rusia) sedang dicari pada saat yang sama, tetapi harganya jauh lebih mahal," kata analis.
Beberapa kilang minyak independen di China telah menghentikan operasi, atau berencana untuk melakukannya, untuk periode pemeliharaan yang tidak terbatas, sumber mengatakan kepada Reuters, karena kebijakan tarif dan pajak China yang baru membuat pabrik-pabrik semakin merugi.
India, importir minyak mentah terbesar ketiga di dunia, juga menghadapi gangguan pasokan minyak Rusia, tetapi penyuling di sana memanfaatkan periode penghentian sanksi untuk melakukan pembelian hingga Maret, kata analis FGE.
Di AS, prakiraan cuaca menunjukkan suhu yang lebih hangat dari biasanya sepanjang minggu ini, yang membebani permintaan bahan bakar pemanas setelah cuaca dingin ekstrem memicu reli gas alam dan solar pada sesi sebelumnya.
Baca Juga: Apakah Bubble AI di AS Meletus Gara-Gara DeepSeek?
"Suhu di kedua wilayah (AS dan Eropa) meningkat, memungkinkan permintaan bahan bakar pemanas sedikit menurun," kata analis minyak StoneX Alex Hodes pada hari Senin.
Pasar keuangan yang lebih luas berada di bawah tekanan dari lonjakan minat terhadap model kecerdasan buatan berbiaya rendah yang diluncurkan oleh perusahaan China DeepSeek.
Saham perusahaan Australia yang terkait dengan AI dan pusat data turun tajam pada hari Selasa, bergabung dengan penurunan saham global yang dipicu oleh DeepSeek pada hari Senin sementara pasar Australia ditutup.