kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.769   91,00   0,54%
  • IDX 6.738   14,83   0,22%
  • KOMPAS100 972   3,84   0,40%
  • LQ45 756   2,10   0,28%
  • ISSI 214   1,09   0,51%
  • IDX30 392   0,66   0,17%
  • IDXHIDIV20 469   -1,64   -0,35%
  • IDX80 110   0,51   0,47%
  • IDXV30 115   -0,23   -0,20%
  • IDXQ30 128   -0,10   -0,08%

Harga Minyak Turun, Kekhawatiran Ekonomi Meredam Prospek Permintaan


Selasa, 29 April 2025 / 09:39 WIB
Harga Minyak Turun, Kekhawatiran Ekonomi Meredam Prospek Permintaan
ILUSTRASI. Harga minyak mentah turun pada perdagangan awal Asia pada Selasa (29/4) karena investor menurunkan ekspektasi pertumbuhan permintaan. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah turun pada perdagangan awal Asia pada Selasa (29/4) karena investor menurunkan ekspektasi pertumbuhan permintaan, imbas perang dagang yang sedang berlangsung antara Amerika Serikat dan China.

Mengutip Reuters, Selasa (29/4), harga minyak mentah Brent turun 25 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 65,61 per barel pada pukul 00.24 GMT. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 18 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 61,87 per barel. 

Kedua patokan tersebut turun lebih dari US$ 1 pada hari Senin.

Mayoritas ekonom yang disurvei Reuters mengatakan, dorongan Presiden AS Donald Trump untuk membentuk kembali perdagangan dunia dengan mengenakan tarif pada semua impor AS telah menciptakan risiko tinggi bahwa ekonomi global akan tergelincir ke dalam resesi tahun ini.

Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi pada Selasa (29/4) Pagi

China, yang terkena tarif paling tinggi, telah menanggapi dengan mengenakan tarifnya sendiri terhadap impor AS, yang memicu perang dagang antara dua negara konsumen minyak teratas. 

Hal itu telah mendorong para analis untuk menurunkan perkiraan permintaan dan harga minyak mereka.

Barclays pada hari Senin memangkas perkiraan harga minyak mentah Brent 2025 sebesar US$ 4 menjadi US$ 70 per barel, dengan alasan meningkatnya ketegangan perdagangan dan perubahan strategi produksi oleh kelompok OPEC+ sebagai pendorong surplus pasokan minyak sebesar 1 juta barel per hari tahun ini.

Beberapa anggota OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, akan menyarankan percepatan kenaikan produksi untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan Juni, menurut sumber Reuters minggu lalu.

Baca Juga: Harga Minyak Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dan Kekhawatiran Pasokan OPEC+

"Penurunan harga (minyak) yang substansial tampaknya mungkin terjadi jika negara-negara pengekspor meningkatkan produksi," kata analis minyak Philip Verleger dalam sebuah catatan.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS kemungkinan naik sekitar 500.000 barel dalam pekan yang berakhir pada 15 April, menurut jajak pendapat awal Reuters terhadap para analis pada hari Senin.

Kelompok industri American Petroleum Institute akan menerbitkan estimasi persediaan minyak AS pada hari Selasa. Angka resmi dari Energy Information Administration akan menyusul pada hari Rabu.

Selanjutnya: Awas! Risiko Resesi Ekonomi Global Meningkat Akibat Guncangan Tarif Donald Trump

Menarik Dibaca: Rahasia Resep Urap Sayur yang Segar dan Tidak Gampang Basi, Wajib Dicoba



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×