kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

Harga Minyak Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dan Kekhawatiran Pasokan OPEC+


Senin, 28 April 2025 / 16:55 WIB
Harga Minyak Stabil di Tengah Ketidakpastian Ekonomi dan Kekhawatiran Pasokan OPEC+
ILUSTRASI. harga minyak mentah kompak melemah di perdagangan sore ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak stabil karena investor mempertimbangkan ketidakpastian atas pembicaraan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang mengaburkan prospek pertumbuhan global dan permintaan bahan bakar, serta prospek OPEC+ meningkatkan pasokan.

Senin (28/4) pkul 16.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2025 turun 13 sen, atau 0,19% ke level US$ 66,74 per barel. 

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2025 turun 12 sen atau 0,19% menjadi US$ 62,90 per barel.

Harga minyak berjangka Brent naik tipis dalam dua sesi sebelumnya, tetapi tetap saja mengalami penurunan mingguan lebih dari 1% pada hari Jumat (25/4) karena kekhawatiran tentang dampak tarif pada ekonomi global.

Perang dagang AS-China mendominasi sentimen investor dalam menggerakkan harga minyak, kata analis John Evans dari pialang PVM, menggantikan perundingan nuklir antara AS dan Iran dan perselisihan dalam koalisi OPEC+.

Baca Juga: Harga Minyak WTI dan Brent Kompak Menguat di Awal Pekan

Pasar telah diguncang oleh sinyal yang saling bertentangan dari Presiden AS Donald Trump dan Beijing mengenai kemajuan apa yang sedang dibuat untuk meredakan perang dagang yang mengancam akan melemahkan pertumbuhan global.

"Pelaku pasar akan tetap mencari pencairan dalam perang dagang AS-China sebagai peluang untuk membeli," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.

Dalam komentar terbaru dari Washington, Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Minggu tidak mendukung pernyataan Trump bahwa negosiasi dengan Tiongkok sedang berlangsung. Sebelumnya, Beijing membantah adanya pembicaraan yang sedang berlangsung.

Beberapa anggota OPEC+, diperkirakan akan menyarankan agar kelompok tersebut mempercepat kenaikan produksi minyak untuk bulan kedua berturut-turut saat mereka bertemu pada tanggal 5 Mei.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa dia tetap "sangat berhati-hati" tentang keberhasilan negosiasi tersebut, karena pembicaraan nuklir antara Iran dan Amerika Serikat di Oman yang berlanjut minggu ini.

Di Iran, ledakan dahsyat di pelabuhan terbesarnya, Bandar Abbas, telah menewaskan sedikitnya 40 orang, dengan lebih dari 1.200 orang terluka, media pemerintah melaporkan pada hari Minggu.

Selanjutnya: Kemenag Imbau Jemaah Jangan Tertipu Tawaran Visa Non Haji

Menarik Dibaca: Cuaca Besok di Bali, Denpasar Cerah Sejak Pagi



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×