kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Turun Menyusul Permintaan yang Rendah dari China


Senin, 24 Oktober 2022 / 16:30 WIB
Harga Minyak Turun Menyusul Permintaan yang Rendah dari China


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Harga minyak mentah tercatat turun pada hari Senin (24/10) menyusul rendahnya permintaan dari China. Kondisi ini terus berlanjut sejak September karena kebijakan pembatasan aktifitas terkait Covid-19 masih sangat ketat.

Dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman bulan Desember turun 40 sen atau 0,4% menjadi US$93,10 per barel. Sebelumnya harga minyak Brent sempat naik 2% pada minggu lalu.

Ada di situasi yang senada, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS juga untuk pengiriman Desember juga turun 39 sen atau 0,5% menjadi US$84,66 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat di Tengah Harapan Pemulihan Permintaan Bahan Bakar di China

Meski impor minyak China sempat naik di bulan Agustus, permintaan berangsur turun mulai September dengan hanya 9,79 juta barel per hari, 2% lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Analis ING dalam laporannya menyebut ketidakpastian atas kebijakan nol-Covid China telah merusak efektivitas langkah-langkah pro-pertumbuhan yang disiapkan pemerintah.

Kondisi semakin diperparah oleh krisis properti yang membayangi negara itu.

Baca Juga: Joe Biden Berencana Lepas Cadangan Minyak AS Akhir Tahun Ini

Harga minyak Brent sempat naik minggu lalu, bahkan setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan penjualan sisa 15 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis AS. 

Penjualan tersebut merupakan bagian dari rekor pelepasan 180 juta barel yang dimulai pada bulan Mei. Tujuan utama Biden adalah untuk mengisi kembali stok ketika minyak mentah AS berada di sekitar US$70 per barel.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×