Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak turun pada Jumat (1/10/2025) setelah ditutup 1,6% lebih rendah pada sesi sebelumnya karena premi risiko pasar memudar setelah Israel dan Hamas menyetujui tahap pertama rencana untuk mengakhiri perang di Gaza.
Mengutip Reuters, Jumat (10/10/2025), harga minyak mentah Brent berjangka turun 24 sen, atau 0,4%, menjadi US$ 64,98 per barel pada pukul 06.36 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 20 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 61,31 per barel.
Israel dan kelompok militan Palestina Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata pada hari Kamis dalam tahap pertama inisiatif Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Jumat (10/10) Pagi, Brent ke US$65,31 & WTI ke US$61,63
Berdasarkan kesepakatan yang diratifikasi pemerintah Israel pada hari Jumat, pertempuran akan berakhir, Israel akan menarik sebagian pasukannya dari Gaza, dan Hamas akan membebaskan semua sandera yang tersisa yang ditawannya dalam serangan yang memicu perang, dengan imbalan ratusan tahanan yang ditahan oleh Israel.
Secara mingguan, kedua indeks acuan ini naik sekitar 0,7% setelah turun tajam minggu lalu.
Harga minyak naik sekitar 1% pada hari Rabu ke level tertinggi dalam satu minggu karena terhambatnya kemajuan dalam kesepakatan damai Ukraina, sebuah tanda bahwa sanksi terhadap Rusia, eksportir minyak terbesar kedua di dunia, dapat berlanjut.
Kesepakatan gencatan senjata Gaza merupakan langkah besar untuk mengakhiri perang dua tahun yang telah meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak, ujar Daniel Hynes, seorang analis di ANZ, dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
"(Kesepakatan) ini mengalihkan fokus kembali ke surplus minyak yang akan datang, seiring OPEC melanjutkan pelonggaran pemotongan produksi," kata Hynes.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Usai Israel-Hamas Capai Kesepakatan Gencatan Senjata
Kenaikan produksi pada bulan November, yang lebih kecil dari perkiraan, yang disepakati oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) pada hari Minggu meredakan sebagian kekhawatiran kelebihan pasokan tersebut.
"Ekspektasi pasar akan peningkatan tajam pasokan minyak mentah belum terwujud dalam harga yang jauh lebih rendah," kata analis BMI dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
"Kenaikan produksi terbaru lebih rendah dari yang dikhawatirkan sebelumnya, sehingga berkontribusi pada sedikit kenaikan harga untuk minggu ini," kata mereka.
Investor juga khawatir bahwa penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan dapat melemahkan ekonomi Amerika dan menurunkan permintaan minyak di konsumen minyak mentah terbesar di dunia.