Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia kembali melemah pada awal perdagangan Rabu (15/10), melanjutkan penurunan dari sesi sebelumnya.
Sentimen negatif datang dari peringatan International Energy Agency (IEA) terkait potensi surplus pasokan pada 2026 serta meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi menekan permintaan energi global.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 12 sen atau 0,19% menjadi US$ 62,27 per barel pada pukul 00.21 GMT. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 10 sen atau 0,17% ke US$ 58,60 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Acuan Ditutup Anjlok 1,5%, Level Terburuk dalam 5 Bulan
Kedua kontrak acuan tersebut sebelumnya ditutup di posisi terendah dalam lima bulan terakhir.
Dalam laporannya pada Selasa (14/10), IEA memperingatkan bahwa pasar minyak global berpotensi mengalami kelebihan pasokan hingga 4 juta barel per hari pada tahun depan, lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Kondisi ini dipicu oleh meningkatnya produksi dari OPEC+ dan produsen non-OPEC di tengah permintaan yang masih lesu.
Dari sisi permintaan, tensi dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kembali meningkat. AS dan China mulai memberlakukan biaya pelabuhan tambahan (port fees) pada pengangkut laut.
Baca Juga: Emas Tembus US$ 4.155 Rabu (15/10) Pagi, Bersiap Sambut Pemangkasan Bunga The Fed
Sementara Beijing menjatuhkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean yang terafiliasi dengan perusahaan AS.
Pekan lalu, China juga mengumumkan perluasan kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earth), sedangkan Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif impor barang China hingga 100% serta memperketat ekspor perangkat lunak mulai 1 November mendatang.
"Selain perkembangan hubungan dagang AS-China, faktor utama yang kini diperhatikan pasar minyak adalah tingkat kelebihan pasokan, yang tercermin dari perubahan inventori global," ujar Yang An, analis di Haitong Futures, dikutip Reuters.
Sementara itu, pelaku pasar juga menantikan data persediaan minyak mingguan AS untuk mengukur tren permintaan domestik.
Enam analis yang disurvei Reuters memperkirakan stok minyak mentah AS naik sekitar 200.000 barel dalam sepekan yang berakhir 10 Oktober, sementara persediaan bensin dan distilat kemungkinan menurun.
Baca Juga: Siapa yang Menentukan Harga Emas? Begini Cara Nilainya Ditetapkan
Laporan industri dari American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada Rabu malam waktu AS, sedangkan data resmi dari U.S. Energy Information Administration (EIA) dijadwalkan Kamis.
Kedua laporan tersebut mengalami penundaan satu hari akibat libur Columbus Day / Indigenous Peoples’ Day pada Senin lalu.