Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Harga rumah baru di China stagnan pada Januari, menunjukkan sektor properti yang masih kesulitan pulih meskipun ada berbagai upaya pemerintah untuk menstabilkan pasar.
Menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Biro Statistik Nasional China, harga rumah baru tidak berubah untuk bulan kedua berturut-turut.
Baca Juga: Pasar Asia Bersiap Sambut Keputusan Suku Bunga dan Harga Rumah China Hari Ini (19/2)
Secara tahunan, harga turun 5,0%, sedikit lebih baik dibandingkan penurunan 5,3% pada bulan sebelumnya.
Data resmi juga menunjukkan total rumah baru yang belum terjual mencapai 390,88 juta meter persegi pada 2024, naik 16,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah proyek konstruksi baru berdasarkan luas lantai turun 23,0% sepanjang tahun lalu.
Dalam laporan terbarunya, Moody’s Ratings menilai bahwa pemulihan sektor properti secara berkelanjutan masih belum pasti.
"Kami memperkirakan pemulihan yang lebih stabil dalam penjualan properti jika terdapat ekspektasi pendapatan yang positif, harga rumah yang stabil atau meningkat, serta tingkat persediaan yang lebih rendah untuk menunjukkan pengelolaan pasokan yang disiplin," kata Moody’s.
Sejak paruh kedua 2023, pemerintah China semakin gencar memberikan stimulus untuk menghidupkan kembali sektor properti yang mulai merosot sejak 2021.
Baca Juga: Relokasi Perusahaan Manufaktur China Menjadi Peluang Emas bagi Indonesia
Krisis ini dipicu oleh kebijakan pemerintah untuk menekan utang pengembang properti, yang menyebabkan banyak perusahaan gagal membayar kewajiban dan menyelesaikan proyek perumahan yang telah terjual sebelumnya.
Akibatnya, penjualan rumah anjlok dan kepercayaan pasar melemah.
Dalam laporan kebijakan moneter terbaru bank sentral China pekan lalu, sektor properti dimasukkan ke dalam daftar area utama yang akan mendapatkan dukungan kredit lebih lanjut.