Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga tembaga turun ke level terendah dalam sepekan pada perdagangan Jumat (17/10/2025), seiring tekanan di pasar keuangan global akibat meningkatnya kekhawatiran atas kondisi kredit di perbankan regional Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, harga tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) melemah 0,8% menjadi US$ 10.565 per ton dalam sesi perdagangan resmi.
Sebelumnya, harga sempat anjlok hingga 2% ke level US$ 10.430 per ton, posisi terendah sejak 10 Oktober, sekaligus menguji rata-rata pergerakan 21 harinya.
Baca Juga: Pasokan dari Indonesia, Impor Tembaga China Menurun 6,2% di September
Padahal, logam industri yang banyak digunakan di sektor kelistrikan dan konstruksi ini sempat menyentuh level tertinggi 16 bulan di US$ 11.000 per ton pada 9 Oktober lalu.
“Pasar berada dalam situasi risk-averse, di mana aset-aset berisiko sedang tertekan,” kata Thu Lan Nguyen, Kepala Riset Valas dan Komoditas Commerzbank.
Meski demikian, pelemahan harga tembaga tertahan oleh melemahnya nilai dolar AS, yang membuat komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Sentimen negatif juga muncul dari kejatuhan saham-saham keuangan global, menyusul aksi jual besar pada saham perbankan regional AS yang memicu kekhawatiran terhadap kualitas kredit dan stabilitas sistem keuangan.
“Ini menjadi tambahan kekhawatiran baru terkait kondisi ekonomi AS,” ujar Nguyen.
Baca Juga: Harga Tembaga Naik Terus, Astra Pastikan Harga Produk Terjaga
Selain itu, investor turut mencermati ketegangan dagang antara AS dan China, konsumen tembaga terbesar dunia.
Pada Kamis lalu, Beijing menuduh Washington “menyulut kepanikan” atas kebijakan kontrol ekspor mineral tanah jarang.
Presiden AS Donald Trump juga menyebut bahwa rencana tarif 100% atas barang-barang impor China tidak akan berkelanjutan, seraya mengonfirmasi akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua pekan ke depan.
Sementara itu, stok tembaga di gudang Shanghai Futures Exchange naik 550 ton dalam sepekan menjadi 110.240 ton, level tertinggi sejak 25 April.
Sebagian besar logam dasar lainnya juga melemah pada perdagangan Jumat.
Baca Juga: Setelah Sentuh US$11.000 per Ton, Harga Tembaga Kembali Terkoreksi pada Jumat (10/10)
Harga aluminium turun 0,5% menjadi US$ 2.774 per ton, seng merosot 0,9% ke US$ 2.946, nikel turun 0,9% ke US$ 15.125, dan timah jatuh 1,9% ke US$ 35.100. Hanya timbal yang menguat, naik 0,6% ke US$ 1.976,50 per ton.