Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga dunia terkoreksi pada perdagangan Jumat (10/10/2025) setelah sempat reli ke level tertinggi dalam 16 bulan.
Pelemahan ini terjadi karena investor melakukan aksi ambil untung di tengah kekhawatiran pasokan yang ketat.
Mengutip Reuters, kontrak tiga bulan tembaga di London Metal Exchange (LME) melemah 0,7% ke level US$ 10.789,5 per ton pada pukul 09.59 GMT.
Sehari sebelumnya, harga sempat menembus US$ 11.000 per ton, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 11.104,5 yang dicapai pada Mei 2024.
Baca Juga: Trump, 79 Tahun, Jalani Pemeriksaan Kesehatan Kedua Tahun Ini
Kenaikan harga tembaga sebelumnya dipicu oleh gangguan pasokan dari dua produsen utama dunia. Freeport-McMoRan mengumumkan force majeure di tambang Grasberg, Indonesia pada akhir September.
Sementara Codelco di Chile melaporkan penurunan produksi sebesar 25% pada Agustus setelah insiden kecelakaan fatal di salah satu tambangnya.
Kondisi tersebut mempersempit selisih harga tunai LME terhadap kontrak tiga bulan menjadi US$ 20 per ton, level terkecil dalam tiga bulan terakhir, dari US$ 57 per ton pada bulan sebelumnya.
Namun, lemahnya permintaan global membatasi reli harga.
Baca Juga: Harga Tembaga Meroket, Industri Elektronik Siapkan Strategi Substitusi Bahan Baku
“Permintaan belum terlalu kuat untuk sebagian besar logam industri,” ujar analis BNP Paribas, David Wilson.
“Untuk memicu siklus kenaikan harga yang berkelanjutan, biasanya dibutuhkan narasi permintaan yang positif.”
Di China, sebagai konsumen logam terbesar dunia, stok tembaga di gudang Shanghai Futures Exchange (SHFE) tercatat naik 15% dibandingkan akhir September.
Sementara premi tembaga Yangshan, indikator permintaan impor tembaga China, stabil di US$ 49 per ton, level terendah sejak 19 Agustus.
Baca Juga: Transaksi Kripto Menurun pada September, Ada Apa?
Selain tembaga, harga logam industri lain turut bergerak bervariasi. Timbal turun tipis 0,1% ke US$ 2.028 per ton setelah sempat menyentuh level tertinggi tiga bulan.
Aluminium melemah 0,5% ke US$ 2.783,5, nikel turun 0,8% ke US$ 15.365, dan timah terkoreksi 0,7% ke US$ 36.760 per ton. Sementara seng (zinc) justru menguat 0,5% ke US$ 3.023,5 per ton.