Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari 16 bulan pada Senin (6/10), didorong kekhawatiran gangguan pasokan dari dua produsen utama dunia, Chile dan Indonesia.
Melansir Reuters, kontrak tembaga tiga bulan di London Metal Exchange (LME) naik 0,7% menjadi US$10.792 per ton pada pukul 01.47 GMT, level tertinggi sejak Mei 2024 melanjutkan reli untuk sesi keempat berturut-turut.
Baca Juga: Freeport Temukan Lima Pekerja Tewas Akibat Bencana Lumpur di Tambang Grasberg
Kenaikan ini dipicu oleh laporan dari Freeport-McMoRan, yang menyebutkan bahwa lima pekerja ditemukan meninggal setelah hilang akibat bencana aliran lumpur di tambang Grasberg, Papua, Indonesia.
Tambang tembaga dan emas raksasa tersebut merupakan tambang tembaga terbesar kedua di dunia, menyumbang sekitar 3% dari produksi konsentrat global.
Menurut analis, gangguan tersebut dapat menyebabkan kehilangan produksi hingga 591.000 ton tembaga dari September 2025 hingga akhir 2026.
Kondisi ini mendorong sejumlah lembaga keuangan besar seperti Goldman Sachs, Citi, dan Bank of America untuk menaikkan proyeksi harga tembaga.
“Momentum bullish tembaga berlanjut dengan harga menembus US$10.700 per ton. Investor tetap khawatir terhadap tantangan pasokan dari Chile dan Indonesia,” tulis ANZ dalam catatannya.
“Gangguan pasokan tambang serta kebijakan anti-involution di China juga berdampak pada pertumbuhan produksi tembaga rafinasi,” tambah mereka.
Baca Juga: Harga Emas, Perak, dan Tembaga Meroket Pecahkan Rekor Tertinggi
Produksi Chile Turun Tajam
Dari Chile, data terbaru menunjukkan produksi tembaga anjlok 9,9% (yoy) pada Agustus setelah insiden di tambang utama milik Codelco pada 31 Juli.
Penurunan output di negara penghasil tembaga terbesar dunia ini menambah tekanan terhadap pasokan global.
Logam Industri Lainnya
Di pasar logam lainnya, harga aluminium stabil di US$2.709 per ton, nikel turun 0,2% menjadi US$15.320, timbal melemah 0,1% ke US$2.018,5, dan seng datar di US$3.032,5.
Baca Juga: Harga Tembaga Naik ke US$10.413 Kamis (2/10), Dipicu Risiko Pasokan Chile & Indonesia
“Harga aluminium juga menembus US$2.700 per ton pekan lalu, didukung kekhawatiran pasokan dan meningkatnya permintaan seiring membaiknya tingkat operasi pabrikan,” ujar ANZ.
Sementara itu, pasar China masih tutup sejak 1–8 Oktober dalam rangka libur Golden Week, yang membuat volume perdagangan logam industri di Asia relatif terbatas.