Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga tembaga sempat menyentuh level tertinggi dalam dua pekan pada Selasa (26/8/2025) setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook.
Langkah ini meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga bulan depan sekaligus melemahkan nilai dolar AS.
Pelemahan dolar membuat harga logam yang diperdagangkan dengan mata uang AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendorong permintaan.
Baca Juga: Harga Tembaga Jatuh, Bagaimana Prospek Emiten Produsen Tembaga?
Meski demikian, harga tembaga kemudian terkoreksi dari kenaikan awal akibat dolar yang kembali stabil serta aksi jual dari perusahaan-perusahaan China.
Trump dalam surat resminya menyebut pemecatan Cook terkait dugaan pelanggaran dalam pengajuan kredit properti. Kondisi ini menambah kekhawatiran investor atas independensi bank sentral AS.
Melansir Reuters, harga tembaga acuan di London Metal Exchange (LME) tercatat flat di US$ 9.796 per ton pada perdagangan resmi, setelah sempat menyentuh US$ 9.862, level tertinggi sejak 13 Agustus.
Harga juga ditopang oleh gangguan pasokan dari Cile, di mana regulator pertambangan Sernageomin memberlakukan persyaratan tambahan kepada Codelco sebelum melanjutkan operasi di area yang terdampak runtuhnya tambang El Teniente.
Codelco, produsen tembaga terbesar dunia, telah memangkas proyeksi produksi tahunannya akibat insiden tersebut.
Baca Juga: Harga Tembaga Melemah ke Level Terendah Dua Pekan, Pasar Tunggu Sinyal Powell
Secara teknikal, level support awal tembaga berada di rata-rata pergerakan 50 hari di US$ 9.754, diikuti support rata-rata pergerakan 21 hari di US$ 9.731.
Untuk logam dasar lainnya, harga zinc diperkirakan mendapat dukungan dari penurunan stok di gudang LME yang kini hanya 65.525 ton, turun 66% sejak pertengahan April.
Data cancelled warrants juga menunjukkan tambahan 23.725 ton siap keluar dari sistem LME.
Kondisi ini mempersempit diskon kontrak zinc spot terhadap kontrak tiga bulan menjadi sekitar US$ 4 per ton, dari lebih dari US$ 40 per ton pada April.
Pada perdagangan terakhir, kontrak tiga bulan zinc turun 0,8% ke US$ 2.795,5 per ton.
Baca Juga: Harga Tembaga Menguat di Tengah Harapan Pemangkasan Suku Bunga AS
Aluminium melemah 0,7% ke US$ 2.607, timbal stagnan di US$ 1.994,5, timah naik 0,3% ke US$ 33.925, dan nikel menguat 0,3% ke US$ 15.140.
Pasar logam kini menanti sinyal permintaan dari China, konsumen logam industri terbesar dunia, melalui survei manajer pembelian sektor manufaktur yang akan dirilis pekan ini.