Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dijadwalkan menjalani pemeriksaan kesehatan pada Jumat (10/10/2025) waktu setempat.
Pihak Gedung Putih menyebut kunjungan ini sebagai pemeriksaan rutin, namun perhatian publik tetap tertuju pada kondisi kebugaran presiden berusia 79 tahun tersebut.
Trump merupakan presiden tertua yang pernah menjabat di AS ketika kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, sekaligus menjadi orang tertua kedua yang pernah memimpin negara itu.
Baca Juga: Regulator Keuangan Global Akan Perketat Pemantauan Penggunaan AI di Perbankan
Selama masa jabatannya, presiden dari Partai Republik itu dikenal menjalani jadwal kerja yang padat dan gemar mengonsumsi daging merah.
Pada Minggu mendatang, ia dijadwalkan melakukan perjalanan ke Timur Tengah setelah berhasil menengahi kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Meski demikian, kesehatan Trump menjadi sorotan publik setahun setelah mantan Presiden Joe Biden mundur dari pencalonan kembali pada 2024 akibat keraguan atas kebugarannya.
Dalam kampanye tahun lalu, Trump kerap menampilkan diri sebagai sosok yang lebih muda dan lebih bugar dibanding Biden.
Gedung Putih menyebut Trump akan menjalani pemeriksaan di Walter Reed National Military Medical Center di Bethesda, Maryland rumah sakit langganan presiden AS untuk pemeriksaan tahunan serta pertemuan dan pidato dengan para prajurit.
Kunjungan kali ini dilakukan enam bulan setelah pemeriksaan fisik menyeluruh pada April lalu.
Baca Juga: Pemimpin Oposisi Venezuela Maria Corina Diganjar Nobel Perdamaian 2025
“Secara fisik saya merasa sangat baik, secara mental juga sangat baik,” ujar Trump kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa kunjungan kali ini merupakan “pemeriksaan semi-tahunan.”
Laporan hasil pemeriksaan sebelumnya mencatat Trump memiliki tinggi 190 cm, berat 102 kg, dan kadar kolesterol yang terkontrol dengan baik. Laporan tersebut juga memuji kebugaran serta kemampuan bermain golf-nya.
Namun pada Juli lalu, Gedung Putih mengungkapkan Trump mengalami pembengkakan di bagian bawah kaki dan memar di tangan kanan, setelah foto-foto menunjukkan pergelangan kaki bengkak dan riasan menutupi area tangan yang memar.
Dokternya, Sean Barbabella, menyebut pembengkakan tersebut disebabkan oleh “chronic venous insufficiency”, yakni kondisi umum dan tidak berbahaya yang sering terjadi pada orang berusia di atas 70 tahun.
Sementara memar di tangan disebabkan oleh iritasi jaringan lunak ringan akibat sering berjabat tangan dan konsumsi aspirin, yang merupakan bagian dari regimen pencegahan kardiovaskular standar.
Baca Juga: Regulator Keuangan Global Akan Perketat Pemantauan Penggunaan AI di Perbankan
Sejak itu, Gedung Putih menepis kekhawatiran publik tentang kondisi Trump tanpa merinci perawatan untuk masalah pada kakinya tersebut.
Pada tahun 2020, selama masa jabatan pertamanya, Gedung Putih sempat memberikan penilaian yang tidak konsisten terkait kesehatan Trump setelah ia terinfeksi COVID-19.