Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Impor konsentrat tembaga China turun 6,2% pada bulan September, membalikkan tren kenaikan dua bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi setelah ekspor dari tambang besar Grasberg milik Freeport Indonesia terganggu akibat tanah longsor serta berakhirnya izin ekspor perusahaan tersebut.
Data Administrasi Umum Bea Cukai China pada Senin menunjukkan bahwa impor konsentrat tembaga bahan baku utama untuk pabrik peleburan turun menjadi 2,59 juta metrik ton pada September, dari 2,76 juta ton di bulan sebelumnya.
Izin ekspor konsentrat tembaga Freeport-McMoRan dari Indonesia berakhir pada 16 September setelah diperpanjang selama enam bulan. Hal ini menyebabkan penurunan pengiriman dari Indonesia.
Baca Juga: Ekspor China Naik Tajam Tapi Ketegangan Dagang dengan AS Kembali Mengancam
Sebelum izin tersebut berakhir, Freeport sempat mempercepat ekspornya pada Agustus, yang menyebabkan lonjakan impor China pada bulan itu. Oleh karena itu, para pedagang mengatakan penurunan impor di September bukanlah hal yang mengejutkan.
Gangguan lainnya terjadi pada 25 September ketika Freeport menyatakan keadaan force majeure di tambang andalannya, Grasberg, setelah terjadi banjir lumpur mematikan awal bulan itu yang menewaskan tujuh orang. Peristiwa ini semakin mengurangi pengiriman dari tambang tembaga terbesar kedua di dunia tersebut.
Meski terjadi penurunan di bulan September, secara keseluruhan, impor konsentrat tembaga China sepanjang Januari–September 2025 mencapai 22,63 juta ton, naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 21,02 juta ton.
Sementara itu, impor tembaga murni China naik 14,12% pada bulan September menjadi 485.000 ton, menurut data yang sama.
Impor tembaga murni dan produk tembaga China sebagai konsumen dan produsen tembaga terbesar dunia mencakup anoda, logam tembaga olahan, paduan, serta produk tembaga setengah jadi.