kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pekan ini dalam sejarah: Berakhirnya Konferensi Potsdam yang memicu perang dingin


Selasa, 28 Juli 2020 / 05:36 WIB
Pekan ini dalam sejarah: Berakhirnya Konferensi Potsdam yang memicu perang dingin
ILUSTRASI. Winston Churchill, Harry S. Truman, dan Joseph Stalin saat bertemu di hari pertama pelaksanaan Konferensi Potsdam, 17 Juli 1945.


Sumber: History | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Pada akhirnya ketiga negara sepakat untuk membagi Jerman ke dalam tiga wilayah, satu wilayah untuk masing-masing negara sampai batas waktu yang ditentukan.

Konferensi Potsdam berakhir pada 2 Agustus 1945 dengan suasana yang cukup buruk. Sejak saat itu Truman merasa harus menyiapkan kebijakan yang lebih keras untuk menghadapi Soviet.

Di lain pihak, Stalin juga memiliki keyakinan yang kuat bahwa setelah ini AS dan Inggris akan bekerja sama untuk melawan Soviet.

Tidak lama setelah konferensi ini diadakan, Perang Dunia II berakhir, ditandai dengan dijatuhkannya bom atom milik AS di Jepang.

Sayangnya perang dingin antara AS dan Uni Soviet justru dimulai. Kedua negara mulai bersaing secara diplomatis. Saling merangkul aliansi dan mengkritik kebijakan.

Baca Juga: Saingi AS, Rusia siapkan rudal dan drone bawah laut bertenaga nuklir

Menariknya, perang dingin yang terasa 'panas' ini justru membuat kedua negara mengalami kemajuan yang cukup pesat.

Misalnya, AS dan Soviet berlomba membangun teknologi antariksa untuk mengirim manusia ke bulan. Hasilnya, Soviet berhasil mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama yang terbang di luar bumi pada tahun 1961.

Delapan tahun berselang, AS akhirnya membalas dengan misi Apollo 11. Dalam misi bersejarah itu, Apollo 11 berhasil menjadikan Neil Armstrong sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan.

Saat ini hubungan kedua negara sudah tidak sedingin dulu. Tetapi kedua negara adikuasa ini masih terlihat saling sikut untuk memberikan pengaruh mereka secara luas dalam hubungan internasional.

Baca Juga: Menakar kekuatan angkatan laut China versus AS, siapa yang lebih unggul?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×