kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hasil pemilu Singapura mengejutkan, rencana suksesi ditunda?


Sabtu, 11 Juli 2020 / 23:00 WIB
Hasil pemilu Singapura mengejutkan, rencana suksesi ditunda?


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Partai politik yang berkuasa Singapura, The People’s Action Party (PAP) memenangkan pemilu lagi. Namun, hasil pemilu tahun ini yang terburuk dalam sejarag PAP.

Hasil perolehan suara PAP yang tak memuaskan mengisyaratkan kemungkinan penundaan rencana suksesi di Singapura dan dan analis meramalkan akan ada perubahan kebijakan lain yang dapat memengaruhi Singapura.

Dalam pemilihan Jumat (10/7), PAP memperoleh 83 dari 93 kursi parlemen Singapura, kemenangan besar menurut standar internasional. Namun, partai oposisi memenangkan 10 kursi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan, hasil ini menunjukkan keinginan yang jelas untuk keragaman suara. "Orang Singapura ingin PAP membentuk pemerintah tetapi mereka, dan terutama para pemilih yang lebih muda, juga ingin melihat lebih banyak kehadiran oposisi di parlemen," ujarnya, Sabtu (11/7) seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Hasil mengejutkan perhitungan sementara Pemilu Singapura, ada apa?

Stabilitas menentukan politik Singapura, yang didominasi PAP sejak Singapura merdeka pada tahun 1965. Stabilitas politik terbukti penting dalam mengembangkan Singapura menjadi pusat keuangan global dan pusat perdagangan regional.

Namun para analis mengatakan, kemunduran yang tak terduga untuk partai Lee kemungkinan berarti aturan yang lebih ketat tentang ketenagakerjaan asing dan perubahan lain pada kebijakan sosial untuk meredakan kekhawatiran yang diajukan oleh partai-partai oposisi.

"Pembuat kebijakan akan memiliki garis yang lebih ketat pada orang asing di angkatan kerja dan untuk menggandakan upaya kesejahteraan ekonomi kelompok berpenghasilan rendah," kata Song Seng Wun, seorang ekonom di CIMB Private Banking.

Pemilih Singapura dalam pemilihan hari Jumat (10/7) menyatakan keprihatinan tentang prospek pekerjaan mereka dan apakah Singapura membutuhkan begitu banyak orang asing dalam pekerjaan yang dibayar tinggi.

Baca Juga: Perbatasan Malaysia-Singapura segera dibuka, negara lain menyusul

Hasil pemilu Singapura memberikan gambaran tentang rencana Lee untuk mencari mandat bagi generasi pemimpin saat ia bersiap untuk turun.

Calon kuat pengganti Lee yakni Wakil Perdana Menteri Heng Swee Keat, meraih 53% suara di daerah pemilihannya dalam ujian nyata pertama popularitasnya.

"Ini bukan dukungan kuat untuk pemimpin baru," kata Bridget Welsh, rekan riset kehormatan di University of Nottingham Asia Research Institute Malaysia.

Ia menilai, Heng Swee Keat yang kini berusia 59 tahun tidak memiliki daya tarik nasional dalam kampanye, seperti halnya banyak pemimpin generasi berikutnya.

Lee Hsien Loong (68 tahun), putra pemimpin pendiri Singapura Lee Kuan Yew, yang merupakan perdana menteri ketiga Singapura mengatakan, dia sedang bersiap untuk menyerahkan kendali kepada generasi pemimpin baru di tahun-tahun mendatang.

Heng telah dipilih oleh rekan-rekannya sebagai pemimpin masa depan Singapura dalam proses rahasia.

"Kemunduran PAP membuka kembali pertanyaan tentang siapa calon pemimpin selanjutnya," kata ilmuwan politik Chong Ja Ian dan sarjana tamu di Harvard-Yenching Institute. "Tidak ada yang tahu pasti, tetapi pertanyaan-pertanyaan ini pasti akan muncul."

Baca Juga: Akhirnya! China mau berunding soal kode etik Laut China Selatan dengan ASEAN




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×