kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Hati-hati, Rexona produk Unilever bisa membuat teler bila disalahgunakan


Jumat, 27 September 2019 / 18:40 WIB
Hati-hati, Rexona produk Unilever bisa membuat teler bila disalahgunakan
ILUSTRASI. Rexona produk Unilever


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - CANBERRA. Perusahaan raksasa ritel Unilever yang memproduksi deodorant merek Rexona mengamini bahwa pihaknya mengetahui adanya lima orang yang tewas di Australia akibat penyalahgunaan produk tersebut.

Scott Mingl, Kepala Unit Deodorant di Unilever Australia dan Selandia Baru selaku perusahaan induk Rexona mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui dan menerima laporan dari pihak kepolisian.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Selasa (24/9)

Ia juga menambahkan, Kepolisian menyebut bahwa Rexona merupakan salah satu produk Univeler yang paling banyak disalahgunakan dalam. "Kami tahu. Kami mendapat laporan adanya empat kematian di Queensland dan Satu di New South Wales," kata Mingl, mengutip artikel yang dimuat ABC, Jumat (27/9).

Menurut Mingl, pihak perusahaan dan kepolisian telah bekerja sama untuk terlibat dan mencoba memahami masalah tersebut dan memberikan dukungan serta sosialisasi lebih baik kepada pengguna.

Asal tahu saja, penyalahgunaan produk seperti Rexona ini disebut sebagai chroming, dimana penggunaannya menghirup bahan kimia yang disemprotkan dari deodoran berbentuk kaleng tersebut, yang bisa membuat penggunanya mengalami ketergantungan.

Baca Juga: Cermati rekomendasi teknikal saham CTRA, INKP dan UNVR

"Saya merasa sedih mendengar dampak penggunaan produk ini bagi anak-anak, dan dampak penyalahgunaan tersebut oleh mereka yang mengalaminya," tambah Mingl.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×