Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perusahaan bir asal Belanda, Heineken menyebut penjualan bir mereka menurun pada tahun 2025 karena tantangan ekonomi makro yang semakin memburuk. Ini merupakan penurunan volume penjualan lanjutan, setelah sebelumnya di kuartal lalu membuat saham perusahaan tertekan.
Sebagai produsen bir terbesar kedua di dunia, Heineken bersama para pesaingnya telah berjuang selama bertahun-tahun untuk memulihkan pertumbuhan volume penjualan yang stagnan. Meskipun sebagian besar produsen berhasil mengimbangi penurunan volume dengan menaikkan harga, para investor kini semakin fokus pada jumlah bir yang benar-benar terjual.
Baca Juga: LVMH Bakal Menjajaki Penjualan 50% Saham Fenty Beauty, Merek Milik Rihana
Kini, Heineken memperkirakan volume akan turun secara moderat pada tahun 2025. Perusahaan ini juga mengatakan bahwa laba operasi organik tahunan kemungkinan berada di batas bawah proyeksi pertumbuhan 4% hingga 8%. Para analis sebelumnya telah memperkirakan hal ini, berdasarkan konsensus yang dikumpulkan oleh perusahaan.
CEO Heineken, Dolf van den Brink mengatakan, volatilitas ekonomi makro semakin terasa di kuartal ketiga. "Kami memperkirakan permintaan akan pulih ketika kondisi mulai normal kembali," ujar dia dikutip Reuters.
Penjualan Heineken pada kuartal ketiga terpukul lemahnya permintaan bir di Amerika Latin dan Eropa. Sentimen konsumen di wilayah tersebut terganggu oleh ketegangan dagang di pasar utama seperti Brasil. Selain itu, di wilayah asalnya, Heineken kehilangan ruang rak penjualan akibat perselisihan harga dengan para peritel.
Perusahaan ini melaporkan penurunan pendapatan bersih kuartal ketiga sebesar 0,3%, sedikit lebih baik dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 0,8%.













