kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hong Kong bakal gelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama pekan Natal


Senin, 23 Desember 2019 / 14:41 WIB
Hong Kong bakal gelar aksi unjuk rasa besar-besaran selama pekan Natal
ILUSTRASI. Aksi demonstrasi di Hong Kong. REUTERS/Thomas Peter


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong bersiap untuk kembali menggelar aksi demonstrasi selama minggu Natal. Melansir Reuters, para pengunjuk rasa merencanakan aksi  di distrik-distrik di seluruh kota, termasuk di pusat perbelanjaan utama. 

Aksi protes pada minggu ini mengikuti aksi unjuk rasa yang berlangsung pada akhir pekan kemarin yang berakhir dengan bentrokan dan kekacauan antara demonstran berpakaian hitam serta bertopeng, yang menendang dan memukuli petugas polisi, melemparkan batu bata dan gelas ke arah mereka. 

Menurut saksi mata Reuters dan Cable Television, pihak kepolisian membalas dengan semburan semprotan merica dan satu petugas mengeluarkan pistol ke arah kerumunan tetapi tidak menembak. 

Baca Juga: Pemimpin Hong Kong: Masa depan ekonomi kita diliputi ketidakjelasan

Aksi unjuk rasa direncanakan akan berlangsung di sepanjang minggu, termasuk aksi demonstrasi malam hari di lima mal pada malam Natal. Hitungan mundur juga direncanakan akan berlangsung di dekat bagian depan kota di distrik perbelanjaan Tsim Sha Tsui yang ramai.

Para pengunjuk rasa juga merencanakan sebuah acara yang disebut "Suck the Christmas" pada Hari Natal di mana mereka diharapkan untuk melakukan protes di berbagai distrik menurut pemberitahuan di media sosial.

Sebelumnya, pada hari Minggu, lebih dari 1.000 orang berunjuk rasa dengan tenang mendukung etnis Uighur China, yang telah ditahan secara massal di kamp-kamp di wilayah Xinjiang barat laut China.

Baca Juga: Korut bikin ketar-ketir, pimpinan Jepang dan Korsel akan bertemu Xi Jinping

Aksi ini telah mendapatkan izin dari pihak kepolisian. Namun, polisi mengatakan mereka mengambil tindakan setelah pengunjuk rasa “menyerang” petugas untuk membantu pengunjuk rasa yang ditangkap melarikan diri.

Para pengunjuk rasa juga melepas bendera nasional dari posisinya di dekat lokasi unjuk rasa. Ini merupakan langkah yang menurut pemerintah ilegal.

“Mengadvokasi kemerdekaan Hong Kong ... tidak kondusif untuk kepentingan keseluruhan dan jangka panjang masyarakat Hong Kong. Ini juga bertentangan dengan kebijakan dasar Republik Rakyat Tiongkok mengenai Hong Kong,” kata pemerintah dalam sebuah pernyataan semalam.

Baca Juga: Pengusaha minta pemerintah kaji tarif impor barang kiriman

Aksi unjuk rasa di Hong Kong sekarang sudah memasuki bulan ketujuh. Meski demikian, aksi saat ini relatif tenang dibandingkan dengan skala dan intensitas kekerasan sejak mereka memulai aksi pada bulan Juni.

Banyak penduduk marah pada apa yang mereka lihat sebagai campur tangan China dalam kebebasan yang dijanjikan kepada negara kota bekas koloni Inggris ketika kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.

Baca Juga: Trump: Kesepakatan dagang dengan China akan segera ditandatangani dalam waktu singkat

China menyangkal campur tangan dan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menjalankan formula "satu negara, dua sistem" yang diberlakukan pada saat itu dan menyalahkan pasukan asing karena mengobarkan kerusuhan.

Banyak warga Hong Kong yang juga marah pada kebrutalan polisi dalam menangani pengunjuk rasa. Mereka menuntut penyelidikan independen terhadap tuduhan kekuatan yang berlebihan. Tuntutan lain termasuk pembebasan semua demonstran yang ditangkap dan demokrasi penuh.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×