kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemimpin Hong Kong: Masa depan ekonomi kita diliputi ketidakjelasan


Senin, 23 Desember 2019 / 11:56 WIB
Pemimpin Hong Kong: Masa depan ekonomi kita diliputi ketidakjelasan
ILUSTRASI. Unjuk rasa di Hong Kong, (8/12/2019). REUTERS/Danish Siddiqui


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pertumbuhan yang menyusut, makin banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan, dan pelaku industri yang memindahkan kegiatan bisnis ke tempat lain makin menekan Hong Kong.

Bahkan, sejumlah pemimpin Hong Kong menyebut kerusuhan sosial ditambah efek perang dagangan Amerika Serikat dengan China telah membuat Hong Kong harus menghadapi masa depan yang tidak jelas.

Baca Juga: China akan pangkas sejumlah tarif impor pada 1 Januari 2020

Dilansir dari South China Morning Post, ketua Dewan Eksekutif Hong Kong, Bernard Chan mengatakan masalah geopolitik yang kompleks, termasuk pemilihan presiden pada bulan depan di Taiwan, akan memengaruhi masa depan ekonomi Hong Kong.

Sementara Sekretaris Perdagangan dan Pengembangan Ekonomi Edward Yau Tang-wah mengatakan dia bisa melihat dua bencana yang menghantam kota ini dalam kerusuhan dan perang dagang di luar negeri.

Gabungan dua bencana ini telah menggerus PDB Hong Kong hingga 3%. "Kami dalam kondisi yang buruk, tapi ini bukan akhir dunia," kata Yau. 

“Bisa dikatakan kita belum keluar dari hutan. Saya dapat melihat dua bencana ini menghantam kita. Tapi kita perlu mengatasinya sendiri, baik pemerintah Hong Kong dan masyarakat luas,” katanya.

Baca Juga: Korut bikin ketar-ketir, pimpinan Jepang dan Korsel akan bertemu Xi Jinping

Protes anti-pemerintah yang melanda kota itu sejak Juni, dikombinasikan dengan perang dagang dan berlakunya Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong di Washington pada bulan November telah menciptakan perasaan tidak nyaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Presiden China Xi Jinping menyebut situasi ini paling kritis dan rumit sejak Hong Kong kembali ke kedaulatan Tiongkok pada tahun 1997.

Ketika Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor melakukan perjalanan ke Beijing untuk kunjungan tugas tahunannya pekan lalu, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan kepadanya bahwa ia harus menghentikan protes kekerasan, dan menangani konflik dan masalah yang mengakar dalam pembangunan sosial-ekonomi kota.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×