Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
Chan mengakui ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan, tidak terkecuali soal perumahan dan perbedaan antara kaya dan miskin di kota.
“Setelah enam bulan kerusuhan, jelas kami memiliki masalah struktural yang perlu kami atasi,” kata Chan.
Pemerintahan Lam juga harus menangani masalah seputar integrasi ekonomi dan sosial dengan China. Statistik pemerintah terbaru menunjukkan lebih dari 1,4 juta warga Hongkong, atau satu dari setiap lima orang, hidup di bawah garis kemiskinan pada tahun lalu.
Rasio ini menjadi angka tertinggi dalam satu dekade.
Baca Juga: Harga minyak diramal bergerak terbatas setelah mencapai level tertinggi sejak Mei
Kota ini berada di peringkat pasar properti termahal di dunia selama sembilan tahun berturut-turut hingga 2018 oleh konsultan riset International Demability Affordability Survey. Bahkan orang yang ingin menyewa flat bersubsidi harus menunggu rata-rata 5,4 tahun, lebih lama dari yang dijanjikan pemerintah yakni tiga tahun.
Masalah-masalah lain yang membutuhkan perhatian mendesak pemerintah termasuk perpecahan dalam masyarakat, kata Chan, sementara ia juga mengakui bahwa putusnya kepercayaan antara pengunjuk rasa dan polisi tidak akan bisa diperbaiki dalam jangka pendek.
"Saya harap orang-orang akan melihat gambaran yang lebih besar tentang Hong Kong, bahkan jika kita tidak setuju satu sama lain. Sektor ritel dan pariwisata sangat terpengaruh. Jika kerusuhan berlanjut, penurunan akan menyebar ke industri lain," katanya.
Baca Juga: Market global: Bursa AS menembus rekor baru, harga emas tertekan ke US$ 1.480
Dengan PDB menyusut pada level terbesar dalam satu dekade, Chan mengatakan ketidakpastian ekonomi dapat memaksa perusahaan untuk memindahkan kegiatan mereka di tempat lain, sementara Yau memperingatkan lebih banyak kemungkinan kehilangan pekerjaan di bulan-bulan mendatang.