kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hong Kong kian mencekam, pengunjuk rasa memblokade universitas dan menimbun senjata


Kamis, 14 November 2019 / 09:18 WIB
Hong Kong kian mencekam, pengunjuk rasa memblokade universitas dan menimbun senjata
ILUSTRASI. Orang-orang berlarian sebagai polisi anti huru hara menembakkan gas air mata di Central, Hong Kong, Cina, 11 November 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  HONG KONG. Aksi unjuk rasa di Hong Kong semakin mencekam. Para pengunjuk rasa anti pemerintah memblokade beberapa universitas di seluruh Hong Kong pada hari Rabu.

Mereka menetapkan panggung untuk melakukan konfrontasi lebih lanjut karena polisi menyatakan kekerasan di Kota yang dikuasai China tersebut mencapai tingkat yang sangat berbahaya dan mematikan.

Baca Juga: Begini cara pendiri Microsoft Bill Gates mengendalikan egonya

Mengutip Reuters, Kamis (14/11), para pengunjuk rasa - banyak dari mereka adalah pelajar muda - menghabiskan sebagian besar waktu mereka pada hari Rabu untuk membentengi barikade dan menimbun makanan serta senjata.

Sementara gerombolan pengunjuk rasa lainnya keliling mengganggu transportasi dan bisnis di banyak daerah.

Ketika malam tiba, tidak terlihat bentrokan keras di kampus seperti  yang terlihat pada hari sebelumnya, sebaliknya para pemrotes berjaga di barikade dan pos pemeriksaan di sekitar universitas.

Mereka juga mengatur tidur secara bergantian sambil mengawasi polisi yang mendekat.

Baca Juga: Terpopuler: Wall Street tergelincir, perundingan dagang AS-China temui jalan buntu

Demonstrasi telah terjadi Juni karena mereka melihat adanya campur tangan Beijing dalam kebebasan yang dijamin di bawah formula “satu negara, dua sistem” ketika mantan koloni Inggris kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997.

Tuduhan kebrutalan polisi telah memicu kemarahan para pengunjuk rasa.

China membantah ikut campur dalam urusan Hong Kong dan menyalahkan negara-negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, karena telah menimbulkan masalah.

Baca Juga: Michael Bloomberg dan Hillary Clinton diprediksi bakal maju menantang Trump



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×