Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Semalam, ribuan warga dan pengunjuk rasa berbondong-bondong ke berbagai distrik di sekitar universitas termasuk Tsim Sha Tsui, Jordan dan Yau Ma Tei, untuk mencoba menembus garis polisi anti huru hara dan menyelamatkan para siswa yang terjebak.
"Jika kita hanya bisa bertahan sampai subuh, lebih banyak yang akan datang," kata seorang aktivis muda di universitas yang hampir kelelahan.
Kekerasan di pusat keuangan Asia telah menjadi tantangan paling berat bagi Presiden Tiongkok Xi Jinping sejak ia berkuasa pada 2012. Xi mengatakan ia yakin pemerintah Hong Kong dapat menyelesaikan krisis tersebut.
Dalam pernyataan Senin, polisi memperingatkan orang-orang yang mereka gambarkan sebagai perusuh untuk berhenti menggunakan senjata mematikan untuk menyerang petugas dan menghentikan tindakan kekerasan lainnya, dengan mengatakan bahwa para perwira akan merespons dengan kekerasan dan mungkin menembakkan peluru jika perlu.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini Terus Mendaki, Kian Jauh dari Level Terendah
"Para pengunjuk rasa akan melawan aksi semena-mena polisi," kata Joris, 23, seorang insinyur sipil yangmenolak memberikan nama lengkapnya. "Kami belum melawan sebanyak yang kami bisa. Saya siap untuk dipenjara. Kami berjuang untuk Hong Kong."
Beijing membantah ikut campur dalam urusan Hong Kong dan menyalahkan pengaruh asing atas kerusuhan itu.