Sumber: Harian KONTAN, 3 Oktober 2011 | Editor: Catur Ari
Huang Nubo adalah pebisnis realestat China yang sukses. Majalah Forbes pada tahun ini mengungkapkan, dengan kendaraan bisnis bernama Beijing Zhongkun Investment Group Co Ltd, Huang dia menjadi orang terkaya nomor 129 di China. Manajemen SDM dan pengabungan bisnis inti, menjadikan Huang mampu mengisi kasnya hingga US$ 1,02 miliar. Dia juga tak hanya berbisnis di China, tetapi juga membuka resor di Islandia meski banyak menuai kritik.
Di kalangan dunia bisnis realestat di China, nama Huang Nubo sudah sangat dikenal. Dia menjadi salah satu pendiri Beijing Zhongkun Investment Group Co Ltd atau Zhongkun Group pada tahun 1995. Dengan perusahaan real itulah dia mampu mengeruk kekayaan dari pertumbuhan properti yang melesat di negara tirai bambu. Zhongkun Group tak hanya berkiprah di dunia realestat, grup ini juga masuk ke industri hiburan.
Zhongkun Group kini memiliki dua segmen usaha inti, yaitu realestat dan resort. Dari dua bisnis ini, Huang yang kini berumur 55 tahun ini berhasil mengeruk kekayaan hingga US$ 1,02 miliar. Dengan jumlah kekayaan yang dimiliki, menjadikan Huang sebagai orang terkaya di China nomer 129 menurut versi Majalah Forbes tahun 2011.
Lahir di Lanzhou, China, Huang menyebutkan salah satu kunci keberhasilannya di bisnis realestat adalah strategi menggabungkan industri realestat dengan industri wisata. Dia melihat, dua industri ini bisa terintegrasi dan saling melengkapi sehingga bisa menghasilkan untung lebih tinggi. Berkat strategi ini, dia disebut sebagai pengembang kawasan realestat wisata yang unik sehingga berhasil memperluas bisnis resort standar internasional.
Selain itu, dia juga menyebut pengelolaan manajemen sumber daya manusia (SDM) yang handal sebagai sebab utama kenapa perusahaannya mampu tumbuh pesat. Dengan manajemen yang bagus, Huang sukses mengelola Zhongkun Group sehingga menjadi salah satu grup usaha real estat terbesar di China.
Setelah menguasai China, Huang juga berusaha menguasai bisnis realestat luar negeri. Salah satu proyek fenomenal yang dikerjakan Huang adalah pembangunan eco-resort di salah satu wilayah terpencil barat laut Islandia. Untuk bisa menguasai tanah seluas 158 mil persegi, dia mau membayar seharga US$ 9 miliar.
Namun realisasi keinginannya tidak semulus yang diharapkannya. Masyarakat Islandia menganggap Huang hanya mengincar akses ke pelabuhan laut. Penguasaan terhadap pelabuhan laut itu akan menjadi jalan bagi Huang ataupun Pemerintah China memiliki cadangan minyak Artik. Tuduhan miring masyarakat Islandia itu menjadi penghambat Huang untuk membangun resort di wilayah yang berdekatan dengan taman nasional Vatnajokull.
Tidak hanya dianggap mengincar cadangan minyak Artik, Huang juga dituduh sebagai salah satu alat Pemerintah China mendapatkan pijakan ekonomi dan politik di Islandia. Selain itu, rencananya juga terhalang undang-undang Islandia yang mengatur tentang pembatasan warga negara non-Uni Eropa membeli lahan dan mengembangkan resor.
Walaupun mendapat kritik dan sandungan tajam, Huang tak berhenti. Dia terus melobi hingga Kementerian Luar Negeri Islandia menyetujui proyek pembangunan itu. Pemerintah Islandia mengatakan bahwa proyek Huang akan mampu menghubungkan taman nasional Vatnajokull dengan wilayah ekonomi lain di Jokulsargljufur. Pembangunan resor wisata itu sejalan dengan upaya pemerintah menggabungkan wilayah konservasi dengan wisata.
Tahu mendapat lampu hijau, Huang kemudian tertarik untuk bekerja sama penuh dengan Pemerintah Islandia. Huang berjanji akan mengembangkan resort dengan memperhatikan konservasi alam dan pariwisata. Dia juga berjanji menjaga lingkungan konservasi tersebut.
Tak hanya resort, Huang juga berencana membuat fasilitas lapangan golf internasional dengan dana mencapai US$ 100 juta. Jika rencana ekspansi ini berhasil, Huang diperkirakan akan memiliki 0,3% total lahan di Islandia.
(Bersambung)