Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Donald Trump pada hari Sabtu mengutuk penangkapan 15 aktivis Hong Kong, termasuk politisi veteran, seorang taipan penerbit surat kabar dan pengacara senior. Kondisi ini menggambarkan ketidakkonsistenan komitmen internasional China.
Mengutip Reuters, Minggu (19/4), pemerintah Amerika Serikat (AS) menilai penangkapan itu sebagai sikap keras terbesar yang menyerang gerakan pro-demokrasi sejak awal protes anti-pemerintah di bekas jajahan Inggris tersebut pada Juni tahun 2019.
Baca Juga: China dirikan dua distrik baru di Laut China Selatan, potensi konflik kian terbuka?
"Amerika Serikat mengutuk penangkapan para pendukung pro-demokrasi di Hong-Kong," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pompeo mengatakan, Beijing dan perwakilannya di Hong Kong terus mengambil tindakan yang tidak konsisten dengan komitmen yang dibuat berdasarkan deklarasi bersama Tiongkok-Inggris yang mencakup transparansi, supremasi hukum, dan jaminan bahwa Hong Kong akan terus menikmati otonomi tingkat tinggi.
Presiden AS Donald Trump pada November lalu menandatangani legislasi hukum yang mendukung para pemrotes di Hong Kong meskipun ada keberatan dari Beijing.
Baca Juga: Efek depresiasi rupiah, ada empat perusahaan berisiko karena utang dolar
Undang-undang mewajibkan Departemen Luar Negeri untuk menyatakan, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi yang cukup untuk membenarkan syarat-syarat perdagangan AS yang menguntungkan yang telah membantunya mempertahankan posisinya sebagai pusat keuangan dunia.
Undang-undang juga mengancam sanksi untuk pelanggaran hak asasi manusia.
Dalam pernyataan terpisah, Jaksa Agung A.S. William Barr menyebut penangkapan itu sebagai serangan terbaru terhadap aturan hukum dan kebebasan rakyat Hong Kong.
Baca Juga: Studi Harvard: Virus corona bisa menjadi ancaman hingga 2024
"Peristiwa-peristiwa ini menunjukkan betapa bertentangannya nilai-nilai Partai Komunis Tiongkok dengan nilai yang kita miliki dalam demokrasi liberal Barat," tambahnya. Ia mengatakan penangkapan dan tindakan lain menunjukkan sekali lagi bahwa Partai Komunis Tiongkok tidak dapat dipercaya.
Di antara mereka yang ditahan atas tuduhan berkumpul secara ilegal adalah pendiri Partai Demokrat Martin Lee, 81, yang menerbitkan taipan Jimmy Lai, 71, dan mantan anggota parlemen dan pengacara Margaret Ng, 72, menurut sumber media dan politik.