kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ikuti The Fed, Hongkong Juga Turunkan Suku Bunga


Rabu, 17 Desember 2008 / 11:57 WIB


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONGKONG. Bank sentral Hongkong memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya ke rekor terendah menjadi 0,5%. Pengurangan suku bunga dari sebelumnya 1,5% oleh Hongkong Monetary Authority (HKMA) dilakukan setelah the Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga acuannya ke level terendah.

Langkah Hongkong yang mengikuti the Fed ini dilatarbelakangi adanya hubungan mata uang lokal Hongkong yang dipatok dengan dolar AS. Dolar Hongkong sudah dipatok terhadap dolar AS sejak 1983 silam. Saat ini, nilai 5 sen ditukarkan senilai HK$ 7,8.

Diturunkannya tingkat suku bunga acuan oleh HKMA diharapkan dapat menstimulasi pengeluaran sehingga kembali menggairahkan perekonomian Hongkong. Berdasarkan data yang dirilis Fitch Ratings, saat ini pihak perbankan sedang terancam adanya bahaya penyusutan aset dan kerugian kredit akibat gagal bayar.

“Dengan adanya penurunan tersebut, HKMA berharap langkah ini juga diikuti oleh pihak perbankan lainnya sehingga dapat mendukung perekonomian Hongkong,” jelas chief executive HKMA Joseph Yam.

Meski demikian, beberapa analis pesimis akan adanya penurunan ini. “Suku bunga, yang selama ini dipandang sebagai alat pamungkas moneter, saat ini sudah hilang keampuhannya dalam menimbulkan stimulus ekonomi. Pasalnya, pihak perbankan masih merasa khawatir jika menggelontorkan banyak pinjaman dalam kondisi seperti saat ini,” ujar Sonny Hsu, analis Fitch Hongkong, sebelum diumumkannya kebijakan HKMA tersebut.

Sekadar tambahan informasi, Hongkong sudah terperosok ke jurang resesi pertama sejak terjadinya severe acute respiratory syndrome epidemic (SARS) pada 2003 lalu akibat lemahnya ekspor dan menurunnya permintaan domestik.



Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×