kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ilmuwan Singapura temukan mutasi virus corona dengan infeksi yang lebih ringan


Jumat, 21 Agustus 2020 / 15:56 WIB
Ilmuwan Singapura temukan mutasi virus corona dengan infeksi yang lebih ringan
ILUSTRASI. Warga di Singapura. Bisa jadi kabar baik, ilmuwan Singapura temukan mutasi virus corona yang lebih jinak. REUTERS/Edgar Su


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Para peneliti di Singapura telah menemukan varian baru virus corona COVID-19 yang menyebabkan infeksi lebih ringan. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada minggu ini.

Studi tersebut menunjukkan bahwa pasien COVID-19 yang terinfeksi varian baru SARS-CoV-2 memiliki hasil klinis yang lebih baik, termasuk proporsi yang lebih rendah yang mengembangkan oksigen darah rendah atau membutuhkan perawatan intensif.

Baca Juga: Sita peralatan nelayan di Laut China Selatan, Filipina layangkan protes ke China

Studi tersebut juga menunjukkan varian, yang memiliki penghapusan besar di bagian genomnya, menimbulkan respons imun yang lebih kuat.

Studi ini melibatkan peneliti dari berbagai institusi Singapura, termasuk National Center for Infectious Diseases (NCID), Duke-NUS Medical School, dan Agency for Science, Technology and Research.

“Studi ini memberikan data meyakinkan pertama yang menunjukkan bahwa perubahan genetik yang diamati (mutasi) pada SARS-CoV-2 telah memengaruhi tingkat keparahan penyakit pada pasien,” kata Gavin Smith dari Duke-NUS.

Para ilmuwan mengatakan temuan itu berimplikasi pada pengembangan vaksin dan perawatan untuk COVID-19.

Baca Juga: Vaksin corona buatan Pfizer segera masuk tahap persetujuan regulator

Varian tersebut, yang kemungkinan besar berasal dari Wuhan, China, terdeteksi dalam cluster infeksi yang terjadi dari Januari hingga Maret 2020. Di Singapura, virus itu ditularkan dari orang ke orang melalui beberapa cluster sebelum dapat dicegah.

Ilmuwan Paul Tambyah di Rumah Sakit Universitas Nasional Singapura mengatakan kepada Reuters minggu ini bahwa mutasi pada virus mungkin merupakan hal yang baik. Virus cenderung menjadi kurang ganas saat bermutasi sehingga dapat menginfeksi lebih banyak orang tetapi tidak menyebabkan kematian.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×