kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sita peralatan nelayan di Laut China Selatan, Filipina layangkan protes ke China


Jumat, 21 Agustus 2020 / 14:49 WIB
Sita peralatan nelayan di Laut China Selatan, Filipina layangkan protes ke China
ILUSTRASI. Kapal nelayan Filipina berlayar di kawasan?Scarborough Shoal, Laut China Selatan, yang disengketakan dengan China.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Pemerintah Filipina melayangkan protes diplomatik ke China atas tindakan Penjaga Pantai mereka yang menyita perlatan memancing nelayan Filipina yang melaut di Laut China Selatan.

South China Morning Post melaporkan, penyitaan alat bantu nelayan tersebut terjadi pada Mei lalu di kawasan Scarborough Shoal di Laut China Selatan yang sedang disengketakan Filipina dan China.

Departemen Luar Negeri Filipina juga menyatakan keberatan atas perlakuan China yang terus-menerus mengirimkan peringatan lewat radio kepada pesawat Filipina yang berpatroli di perairan Laut China Selatan yang sedang disengketakan.

Manila sudah sejak lama memprotes tindakan Beijing yang semakin agresif di Laut China Selatan. Meskipun begitu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte tetapa berusaha memelihara hubungan persahabatan dengan China.

Duterte sejauh ini memiliki sikap yang cukup sejalan dengan China dalam mengkritik AS. Belakangan, Duterte merasa terusik karena AS mengkritik cara Duterte memberantas narkoba yang dinilai terlalu kejam.

Baca Juga: Menteri Pertahanan AS dan Jepang segera bertemu, bahas ancaman China dan Korea Utara

Departemen Luar Negeri Filipina sampai saat ini belum memberikan perincian lebih lanjut atas penyitaan peralatan nelayan yang dianggap China sebagai sesuatu yang ilegal.

Sebuah perangkat, yang secara lokal disebut "payaos" disita setelah terpasang di kapal nelayan Filipina yang berlayar di Scarborough Shoal, Laut China Selatan.

China merebut kawasan tersebut setelah ketegangan terjadi pada 2012 silam. Filipina yang merasa Scarborough Shoal merupakan wilayah negaranya langsung membawa sengketa tersebut ke Arbitrase Internasional di 2013.

Pengadilan pada 2016 membatalkan klaim China atas hampir seluruh wilayah Laut China Selatan. Tetapi, Beijing mengabaikan, bahkan menentang keputusan pengadilan internasional tersebut.

Setelah beberapa bulan berlalu, kasus penyitaan peralatan nelayan ini akhirnya resmi memasuki ruang diplomatis. China masih belum memberikan tanggapan atas protes dari Filipina.

Insiden kecil ini bisa saja membuat jarak pada hubungan baik antara Filipina dan China.

Baca Juga: Malaysia tembak nelayan Vietnam, ini efeknya




TERBARU

[X]
×