Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penelitian yang mengkaji hubungan antara ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan kebiasaan makan menunjukkan bahwa pola makan seseorang bisa menjadi indikator dari gangguan ini.
Meskipun hubungan ini masih perlu diteliti lebih lanjut, beberapa temuan memberikan wawasan penting mengenai bagaimana impulsivitas, yang merupakan salah satu gejala utama ADHD, memengaruhi pilihan makanan dan minuman.
Apa Itu ADHD?
Mengutip unilad, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan neuropsikologis yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktivitas yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari atau perkembangan seseorang.
ADHD lebih sering ditemukan pada anak-anak, tetapi gejalanya bisa bertahan hingga dewasa.
Baca Juga: Dokter Menjelaskan Apa Artinya Jika Anda Selalu Ingin BAB Setelah Makan
Gejala-Gejala ADHD
Gejala ADHD dapat bervariasi tergantung pada usia dan tingkat perkembangan individu, namun umumnya dibagi menjadi dua kategori utama:
1. Inattensi (Kurangnya Perhatian)
- Membuat kesalahan ceroboh
- Tidak mendengarkan saat diajak bicara
- Kesulitan mengikuti instruksi atau menyelesaikan tugas
- Kesulitan mengorganisir pekerjaan atau aktivitas
2. Hiperaktivitas dan Impulsivitas
- Terlalu banyak bergerak atau gelisah
- Sering berbicara berlebihan
- Kesulitan menunggu giliran atau pengendalian diri
Penelitian Tentang Diet dan ADHD
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Attention Disorders mengungkapkan adanya hubungan antara kebiasaan makan dan ADHD. Penelitian ini dilakukan oleh Laura Dalnoki dan rekan-rekannya, yang meneliti kemungkinan kaitan pada remaja Belanda berusia 16 hingga 20 tahun.
Baca Juga: Kodak, Raksasa Fotografi Bernilai US$ 31 Miliar Tumbang Karena Satu Keputusan Fatal
Penelitian ini menggunakan data dari studi sebelumnya yang meneliti nyeri panggul terkait kehamilan pada tahun 2000-2002, yang kemudian mengumpulkan data dari anak-anak para peserta studi tersebut.
Partisipan remaja diminta untuk menyelesaikan penilaian tentang kebiasaan makan mereka, mencakup 28 jenis makanan dan minuman, serta seberapa sering mereka mengonsumsinya.
Selain itu, para peserta juga melaporkan apakah mereka pernah didiagnosis dengan ADHD, sementara orang tua mereka melaporkan masalah perilaku dan impulsivitas yang mungkin ada pada anak mereka.
Hasil Temuan: Pola Makan dan ADHD
Hasil penelitian menunjukkan pola konsumsi makanan yang berbeda antara mereka yang didiagnosis dengan ADHD dan yang tidak. Pola konsumsi makanan peserta dibagi menjadi lima kategori utama:
- Cemilan: Makanan kering, keripik, kacang, serta minuman seperti soft drink, energy drink, dan jus buah.
- Sehat: Sayuran mentah, buah, telur, dan teh.
- Berasal dari Hewan: Produk susu, daging, dan ikan.
- Manis: Kue, permen, cokelat, dan biskuit.
- Minuman: Minuman ringan diet, jus buah rendah kalori, minuman olahraga, dan energy drink.
Baca Juga: Hanya dengan Satu Tweet Enam Kata, Elon Musk Buat Saham Tesla Anjlok Rp 221 Triliun
Pola Konsumsi pada Penderita ADHD
Penelitian menunjukkan bahwa 80 peserta yang didiagnosis dengan ADHD lebih sering mengonsumsi makanan dari kategori "cemilan" dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ADHD.
Selain itu, mereka yang memiliki skor lebih tinggi pada penilaian keparahan gejala ADHD yang dilakukan orang tua mereka juga cenderung lebih sering mengonsumsi cemilan.
Menariknya, peserta dengan skor impulsivitas yang lebih tinggi cenderung mengonsumsi lebih sedikit makanan manis, namun lebih sering mengonsumsi minuman dari kategori "minuman".
Hal ini menunjukkan hubungan antara impulsivitas dengan kecenderungan memilih makanan tertentu.