Sumber: AP | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dua ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menghabiskan dua hari ke depan ke Ibu Kota China untuk menyelidiki asal usul pandemi virus corona atau Covid-19.
Keduanya merupakan satu ahli hewan dan satu lagi ahli epidemiologi.
Selama kunjungan mereka di Beijing pada Sabtu dan Minggu nanti, mereka akan bekerja untuk memperbaiki ruang lingkup dan kerangka acuan untuk misi masa depan yang bertujuan mempelajari bagaimana virus ini berpindah dari hewan ke manusia, kata pernyataan WHO pada hari Jumat (10/7) seperti dilansir AP.
Baca Juga: WHO rilis pedoman baru penularan virus corona, ini isinya
Para ilmuwan percaya, virus itu mungkin berasal dari kelelawar, kemudian ditularkan melalui mamalia lain seperti kucing musang atau trenggiling seperti armadillo sebelum ditularkan kepada manusia di pasar makanan segar di kota Wuhan di China tengah akhir tahun lalu.
Dalam upaya untuk memblokir wabah di masa depan, China telah menindak perdagangan satwa liar dan menutup beberapa pasar basah, sementara menegakkan langkah-langkah pengendalian ketat yang tampaknya telah benar-benar menghentikan infeksi lokal baru.
Misi WHO sensitif secara politis, dengan AS, pemberi dana utama badan itu, telah memutuskan hubungan dengan WHO atas tuduhan bahwa badan itu salah menangani wabah dan bias ke China.
Baca Juga: Virus corona dapat menyebar di udara, ini saran epidemiolog terkait aktivitas bioskop
Lebih dari 120 negara menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus di Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei. China bersikeras bahwa WHO memimpin penyelidikan dan menunggu hingga pandemi dikendalikan. AS, Brasil, dan India terus mencatat peningkatan jumlah kasus.
Misi spesifik virus corona WHO terakhir ke China adalah pada bulan Februari, setelah itu pemimpin tim, dokter Kanada Bruce Aylward, memuji upaya penahanan dan penyebaran informasi China. Pejabat Kanada dan Amerika sejak itu mengkritiknya karena terlalu lunak terhadap China.
Investigasi Associated Press menunjukkan bahwa Pada bulan Januari, para pejabat WHO secara pribadi frustrasi atas kurangnya transparansi dan akses di China, menurut rekaman audio internal.
Baca Juga: Ingat, stamina harus benar-benar terjaga di tengah pandemi virus corona
Keluhan termasuk bahwa China menunda merilis peta genetik, atau genom, virus selama lebih dari seminggu setelah tiga laboratorium pemerintah yang berbeda telah sepenuhnya memecahkan kode informasi.
Secara pribadi, para pemimpin utama WHO mengeluh dalam pertemuan pada 6 Januari bahwa Cina tidak membagikan cukup data untuk menilai seberapa efektif virus itu menyebar di antara orang-orang atau risiko apa yang ditimbulkannya ke seluruh dunia, memakan waktu yang berharga.