Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva, pada hari Selasa (13/9) mendesak negara-negara kreditur besar untuk bekerja lebih keras demi mencegah meledaknya utang di tengah berbagai krisis global.
Berbicara di di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for Global Development, Georgieva bahkan menyebut China sebagai salah satu negara kreditur besar yang harus berperan aktif dalam upaya ini.
"Pesan saya kepada kreditur besar, kepada China, kepada sektor swasta, bahwa semakin besar peran Anda, akan semakin besar pula tanggung jawab Anda. Adalah kepentingan Anda untuk mencegah masalah (utang) ini meledak," ungkap Georgieva, seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: IMF dan Sri Lanka Mencapai Kesepakatan Awal untuk Pinjaman Senilai US$2,9 Miliar
Dalam pidatonya, Georgieva juga menyampaikan bahwa 25% negara berkembang dan 60% negara berpenghasilan rendah saat ini berada dalam atau sangat dekat dengan kesulitan akibat utang.
Secara khusus Georgieva berharap agar kreditur publik untuk Sri Lanka bisa segera mengambil langkah yang bisa mengundang kreditur swasta untuk negosiasi utang.
DI hari yang sama, pemerintah Sri Lanka mengatakan kelompok penasihat keuangan Lazard memulai pembicaraan dengan India, Cina dan Jepang tentang restrukturisasi utang Sri Lanka.
Baca Juga: IMF Berencana Perbanyak Akses Bantuan di Tengah Lonjakan Harga Pangan
Ancaman ledakan utang di tengah lonjakan harga pangan global membuat IMF mulai memikirkan berbagai langkah baru. Termasuk memperluas akses menuju pinjaman.
Awal pekan ini dewan eksekutif IMF mendiskusikan langkah-langkah untuk meningkatkan batasan pinjaman hingga 50% lebih tinggi dari kuota awal.
Kuota yang ada saat ini diatur di bawah Instrumen Pembiayaan Cepat IMF dan Instrumen Kredit Cepat yang melayani negara-negara berpenghasilan rendah.
Disebutkan bahwa pemungutan suara resmi untuk kebijakan ini diharapkan bisa terjadi sebelum pertemuan tahunan IMF pada Oktober.