Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan pada hari Kamis bahwa ekonomi global telah terbukti sangat tahan terhadap berbagai guncangan. Akan tetapi, ekonomi global belum bisa mengatasi kombinasi pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang terus membayangi.
Melansir Reuters, proyeksi IMF tentang pertumbuhan global 2,8% untuk tahun 2023 tidak cukup untuk membawa peluang bagi bisnis dan masyarakat di seluruh dunia.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah proyeksi pertumbuhan yang lemah dalam jangka waktu yang lebih lama," kata Georgieva dalam konferensi pers IMF di pertemuan musim semi Bank Dunia di Washington.
Sebelumnya, IMF pada hari Selasa memperingatkan bahwa gejolak besar baru dari sistem perbankan yang menghambat pinjaman dan memicu serbuan ke aset safe-haven dapat menekan pertumbuhan global kembali ke posisi 1%. Kondisi ini menempatkan banyak ekonomi dunia ke dalam resesi dan memberikan tekanan besar pada perekonomian negara berkembang.
Menurut Georgieva, setelah pulih dari pandemi COVID-19 dan mengalami kemunduran akibat inflasi tinggi dan limpahan dari perang di Ukraina, pembuat kebijakan memiliki dua tugas utama dalam waktu dekat.
Baca Juga: Terancam Tak Bisa Bayar Utang, Ethiopia Ajukan Pinjaman Ke IMF Hingga US$ 2 Miliar
Pertama, memerangi inflasi secara terus-menerus. Kedua, menjaga stabilitas keuangan.
Dia menambahkan, keduanya menjadi lebih kompleks karena tekanan perbankan dari kegagalan dua bank regional AS dan penjualan paksa pemberi pinjaman global Credit Suisse.
Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa bahwa pembuat kebijakan tidak boleh menghentikan perjuangan mereka melawan inflasi karena masalah stabilitas keuangan.
Georgieva mengatakan kewaspadaan terhadap risiko yang muncul "sangat penting."
"Bank sentral harus mengatasi risiko stabilitas keuangan ketika muncul, bekerja sama dengan regulator dan pengawas," kata Georgieva. "Kuncinya adalah memantau risiko yang mungkin tersembunyi, di bank dan lembaga keuangan non-bank atau di sektor seperti real estat komersial."
Baca Juga: Perekonomian Global Diramal Meredup, Begini Antisipasi Pemerintah
IMF telah mengeluarkan proyeksi pertumbuhan global lima tahun terendah sejak mulai mengeluarkan perkiraan tersebut pada tahun 1990, dengan perkiraan pertumbuhan menjadi 2,8% pada tahun 2023 dan kemudian berkisar sekitar 3% hingga tahun 2028.
Georgieva mengatakan, hal ini disebabkan produktivitas yang tertinggal dan potensi fragmentasi ekonomi global.
Ramalannya secara umum tidak buruk.
"Kita tidak dalam resesi. Dalam buku saya, kami tidak berada di tempat yang bagus, kami melihat risiko meningkat, tetapi kami sekarang memiliki rekam jejak ketahanan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir," jelasnya.