Sumber: Kyodo | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi bahwa ekonomi Jepang tidak akan merasakan dampak pandemi terlalu lama. Dalam laporannya hari Kamis (27/1), IMF menyebut Jepang diuntungkan oleh dukungan fiskal dan moneter yang substansial.
Di sisi lain, IMF memperingatkan agar Jepang segera membuat kebijakan pasca-pandemi untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan karena populasinya menyusut.
Dilansir dari Kyodo, IMF juga Jepang masih memiliki ruang untuk meningkatkan pendapatan seperti melalui kenaikan tarif pajak konsumsi. Saat ini persentase pajak negara terhadap PDB Jepang relatif rendah dibanding negara-negara G7 lainnya.
Baca Juga: IMF Sarankan Jepang Mulai Mengurangi Dukungan Pandemi, Bersiap Naikkan Pajak
Setelah melakukan konsultasi, IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang akan meningkat 3,3% pada tahun 2022, naik dari 1,6% pada tahun 2021. Perkiraan ini akan tercapai jika Jepang mendapat ukungan fiskal yang kuat, tingkat vaksinasi Covid-19 yang tinggi, dan meredanya pandemi.
"Di saat varian Omicron di Jepang dapat memperlambat momentum pertumbuhan pada kuartal pertama tahun 2022, rebound yang kuat juga diperkirakan bisa terjadi pada kuartal kedua saat gelombang mereda," ungkap IMF dalam laporannya.
Ranil Salgado, asisten direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, mengatakan bahwa secara umum dampak jangka panjang pandemi tidak akan terlalu dirasakan oleh Jepang berkat dukungan signifikan yang diberikan kepada perusahaan dan rumah tangga.
Salgado yakin saat ini perusahaan dan rumah tangga Jepang memiliki tabungan yang cukup berkat paket stimulus yang diberikan pemerintah Jepang. Perusahaan pun terlihat masih mampu mempertahankan para pekerjanya.
"Paket stimulus fiskal yang diumumkan oleh pemerintah Jepang bulan November lalu mestinya bisa dimanfaatkan dengan baik, seperti dengan menurunkan ambang pendapatan untuk transfer tunai ke rumah tangga, itu akan memberikan dukungan yang dibutuhkan," kata Salgado dalam wawancaranya dengan Kyodo.
Baca Juga: Hyundai Engineering Menunda IPO karena Masalah Valuasi