Sumber: livemint.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Impor minyak mentah India diperkirakan meningkat pada Oktober dibandingkan beberapa bulan sebelumnya, seiring kilang-kilang kembali beroperasi dengan kapasitas tinggi setelah periode pemeliharaan rutin, serta dampak positif dari pemangkasan pajak barang dan jasa (GST) yang memacu aktivitas ekonomi dan konsumsi domestik.
Menurut data penyedia analitik dan data real-time global Kpler, impor minyak India pada September tercatat 4,6 juta barel per hari (bph). Namun, hingga 16 Oktober, angkanya melonjak menjadi 5,2 juta bph.
Pasokan dari lima pemasok utama — Rusia, Irak, Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Nigeria — meningkat mendekati 5 juta bph, naik dari sekitar 4 juta bph pada September.
Para analis menyebut peningkatan ini juga dipengaruhi oleh pemulihan permintaan bahan bakar setelah berakhirnya musim hujan barat daya yang sempat menghambat mobilitas masyarakat.
“Curah hujan deras, banjir, dan tanah longsor di beberapa negara bagian pada Agustus–September menekan permintaan bahan bakar. Kini, setelah cuaca membaik dan perjalanan kembali normal, impor minyak pun meningkat,” ujar Prashant Vasisht, Senior Vice President dan Co-Group Head Corporate Ratings di lembaga pemeringkat ICRA.
Baca Juga: Harga Minyak Terus Turun Selasa (21/10) Pagi: Brent ke US$60,87 dan WTI ke US$57,45
Ia menambahkan bahwa beberapa kilang sebelumnya memang mengurangi kapasitas operasi selama periode pemeliharaan (turnaround period). “Kini mereka kembali beroperasi penuh, sehingga kebutuhan impor ikut naik,” katanya.
Kilang-kilang minyak di India biasanya menjadwalkan pemeliharaan pada Juni–September, ketika permintaan produk minyak relatif rendah akibat musim hujan.
Selain itu, menurut seorang eksekutif industri, pemangkasan tarif GST turut mendorong konsumsi energi dan meningkatkan aktivitas transportasi serta logistik, yang akhirnya memperbesar permintaan minyak mentah.
Data dari Petroleum Planning and Analysis Cell (PPAC) menunjukkan, impor minyak India pada September mencapai 20,1 juta ton senilai US$10,2 miliar, naik dari 18,8 juta ton senilai US$10,5 miliar pada Agustus.
Impor Minyak Rusia Naik Lagi, Didukung Diskon Lebih Besar
Impor minyak dari Rusia juga kembali meningkat pada Oktober setelah sempat menurun bulan sebelumnya. Peningkatan ini terjadi di tengah pernyataan kontroversial Presiden AS Donald Trump, yang mengklaim India telah berkomitmen menghentikan impor minyak Rusia—klaim yang dibantah oleh pemerintah India.
Data Kpler menunjukkan, impor minyak mentah Rusia oleh India pada September berada di 1,6 juta bph, turun sekitar 5% dibanding 1,69 juta bph pada Agustus. Namun, hingga 16 Oktober, impor tersebut naik menjadi 1,77 juta bph.
Pengiriman minyak dari Rusia juga meningkat, menandakan pasokan akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Sebagian minyak yang dimuat pada Oktober akan tiba di India pada November dan tercatat dalam data bulan tersebut.
Menariknya, diskon harga minyak Rusia juga semakin besar, berkisar antara US$2,5 hingga US$4 per barel pada Oktober, naik dari sekitar US$2 per barel pada September, menurut seorang eksekutif industri yang enggan disebut namanya.
Lonjakan Impor dari AS, Penurunan dari Uni Emirat Arab
Di sisi lain, impor minyak dari Amerika Serikat juga melonjak tajam di tengah pembicaraan dagang bilateral antara kedua negara. Hingga pertengahan Oktober, impor minyak India dari AS meningkat menjadi 647.000 bph, naik tajam dari 207.000 bph pada September.
Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Hampir 2% di Tengah Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Global
Sementara itu, impor dari pemasok besar lain juga naik:
-
Irak: 1,01 juta bph (naik dari 836.000 bph pada September)
-
Arab Saudi: 830.000 bph (naik dari 630.000 bph)
-
Nigeria: 317.000 bph (naik dari 229.000 bph)
Namun, impor dari Uni Emirat Arab (UEA) justru turun menjadi 394.000 bph pada Oktober, dari 597.000 bph di bulan sebelumnya.
India Kian Diversifikasi Sumber Energi
Sebagai negara dengan ketergantungan impor minyak hingga 88% dari kebutuhan domestik, India terus berupaya mendiversifikasi sumber pasokan energi.
Dalam tiga tahun terakhir, New Delhi telah memperluas jaringan impor ke sekitar 40 negara, guna mengurangi risiko pasokan di tengah ketegangan geopolitik dan perang tarif global.
Langkah ini memperlihatkan strategi India untuk menjaga keamanan energi nasional sekaligus memanfaatkan peluang harga yang kompetitif di pasar global, terutama melalui penawaran diskon dari Rusia dan peningkatan kerja sama energi dengan Amerika Serikat.