kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.600   5,00   0,03%
  • IDX 8.177   88,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.132   13,41   1,20%
  • LQ45 807   10,45   1,31%
  • ISSI 288   2,20   0,77%
  • IDX30 421   5,63   1,36%
  • IDXHIDIV20 477   7,24   1,54%
  • IDX80 125   1,26   1,02%
  • IDXV30 134   0,35   0,26%
  • IDXQ30 133   1,75   1,33%

Harga Minyak Terus Turun Selasa (21/10) Pagi: Brent ke US$60,87 dan WTI ke US$57,45


Selasa, 21 Oktober 2025 / 08:30 WIB
Harga Minyak Terus Turun Selasa (21/10) Pagi: Brent ke US$60,87 dan WTI ke US$57,45
ILUSTRASI. A pump jack operates near a crude oil reserve in the Permian Basin oil field near Midland, Texas, U.S. February 18, 2025. REUTERS/Eli Hartman


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia turun pada perdagangan Selasa (21/10/2025) di tengah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan dan risiko permintaan akibat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia.

Meski begitu, Presiden AS Donald Trump menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dagang dengan China akan segera tercapai.

Harga minyak mentah Brent turun 14 sen atau 0,2% menjadi US$60,87 per barel pada pukul 00.05 GMT.

Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November—yang akan berakhir pada Selasa—turun 0,1% menjadi US$57,45 per barel.

Baca Juga: Bursa Asia Kompak Menguat di Pagi Ini (21/10), Pasar Menanti Pemilihan PM Jepang

Kontrak WTI yang lebih aktif untuk Desember juga melemah 13 sen atau 0,2% ke posisi US$56,89.

Trump mengatakan pada Senin bahwa dirinya berharap dapat mencapai “kesepakatan dagang yang adil” dengan Presiden China Xi Jinping.

Pertemuan keduanya dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan pekan depan, meski sengketa tarif, teknologi, dan akses pasar masih belum terselesaikan.

“Saya pikir kita akan berakhir dengan kesepakatan dagang yang sangat kuat, dan kedua pihak akan senang,” ujar Trump.

Firma konsultan Ritterbusch and Associates menyebutkan bahwa posisi perdagangan jangka pendek untuk minyak masih cenderung bearish, dengan strategi menjual saat harga naik ketimbang membeli saat harga turun.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup di Level Terendah 5 Bulan, Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Naik

“Namun, kami juga menilai ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi bisa sewaktu-waktu menahan pelemahan harga, meski keseimbangan pasokan minyak semakin negatif tiap pekannya,” tulis lembaga itu dalam catatan riset.

Survei awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat pekan lalu, menjelang rilis laporan resmi dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA).

Dari Rusia, kilang Novokuibyshevsk yang dikendalikan Rosneft di wilayah Volga menghentikan operasi pemrosesan minyak mentah utama pada Minggu setelah serangan drone.

Sementara itu, serangan ke fasilitas gas Orenburg memaksa Kazakhstan mengurangi produksi di ladang Karachaganak sebesar 25%–30%.

Ketidakpastian pasokan minyak Rusia juga meningkat setelah Trump memperingatkan bahwa India bisa menghadapi “tarif besar-besaran” jika tidak menghentikan impor minyak dari Rusia. India saat ini menjadi pembeli terbesar minyak diskon Rusia sejak Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Hampir 2% di Tengah Kekhawatiran Kelebihan Pasokan Global

Harga minyak juga mendapat tekanan dari laporan International Energy Agency (IEA) pekan lalu yang memperkirakan pasar global bisa menghadapi surplus hampir 4 juta barel per hari pada 2026, seiring peningkatan produksi dari negara-negara OPEC+ dan pesaingnya sementara permintaan masih lemah.

Selanjutnya: IHSG Berpotensi Uji Resistance 8.120, Ini Rekomendasi Saham BNI Sekuritas (21/10)

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Uji Resistance 8.120, Ini Rekomendasi Saham BNI Sekuritas (21/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×