Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (26/8/2025) setelah sehari sebelumnya menguat hampir 2%.
Investor kini mencermati perkembangan perang Ukraina serta potensi gangguan pasokan energi dari Rusia.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 51 sen atau 0,7% menjadi US$68,29 per barel pada pukul 08.10 GMT, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak awal Agustus di sesi sebelumnya.
Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melemah 57 sen atau 0,9% ke posisi US$64,23 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Selasa (26/8) Pagi: Brent ke US$68,64 & WTI ke US$64,64
“Pelemahan ini lebih karena sentimen risk aversion, seiring pasar saham global yang juga bergerak negatif,” ujar Giovanni Staunovo, analis UBS.
Ia menambahkan, faktor geopolitik akan tetap menjadi penggerak harga, terutama terkait langkah Presiden AS Donald Trump jika pertemuan Rusia–Ukraina gagal terlaksana.
Kenaikan harga minyak sehari sebelumnya ditopang kekhawatiran pasokan, setelah serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia. Kondisi ini berpotensi diperburuk oleh sanksi tambahan dari AS terhadap minyak Rusia.
Serangan balasan Ukraina terhadap fasilitas gas dan listrik yang dihantam Rusia telah mengganggu aktivitas pengolahan dan ekspor minyak Moskow, bahkan menyebabkan kelangkaan bensin di beberapa wilayah Rusia.
Di sisi lain, Trump kembali mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia jika dalam dua pekan tidak ada kemajuan menuju kesepakatan damai.
Namun, sejumlah sumber mengatakan pejabat AS dan Rusia juga sempat membahas beberapa kesepakatan energi di sela perundingan perdamaian bulan ini.
Baca Juga: Abaikan AS, India Siap Beli Minyak dengan Harga Terbaik, Termasuk dari Rusia
Tamas Varga, analis PVM Oil Associates menilai, ketidakpastian tinggi akibat konflik Ukraina serta perang tarif membuat investor enggan mengambil posisi jangka panjang.
Dalam jangka menengah, harga Brent diperkirakan bergerak dalam kisaran US$65–US$74 per barel.
Selain itu, pasar juga menyoroti rencana AS mengenakan tarif hingga 50% terhadap ekspor India sebagai respons atas pembelian minyak Rusia yang terus berlanjut. India sendiri merupakan pembeli terbesar ketiga minyak mentah Rusia.