Reporter: Dyah Megasari, Bloomberg |
LONDON. Indeks kepercayaan konsumen Inggris berada di titik terendah sejak 1994. Survei GfK NOP Ltd menunjukkan peningkatan pajak penjualan pada bulan ini menurunkan selera konsumen dalam membelanjakan dananya.
Indeks turun 8 poin dari Desember 2010 hingga minus 29 terendah sejak 1994. Dari lima ukuran patokan indeks, angka pembelian jatuh paling besar yaitu 22 poin ke minus 29.
Perdana Menteri David Cameron, menaikkan pungutan pajak pertambahan nilai 20% dari 17,5% bulan ini. Ia bersumpah tetap melakukan pemotongan anggaran belanja demi mengurangi defisit anggaran. Gubernur Bank of England (BoE) Mervyn King memperingatkan pemulihan ekonomi Inggris akan lebih bergelombang.
"Perekonomian yang suram memungkinkan resesi double-dip tidak dapat dihindari," kata Direktur Penelitian Sosial GfK, Nick Moon.
Indeks harapan situasi ekonomi selama 12 bulan mendatang turun 7 poin ke minus 30. Penilaian ekonomi selama tahun lalu turun 3 poin ke minus 54.
Ukuran duit yang dimiliki individu tahun mendatang turun 4 poin ke minus 12. Tahun lalu, indeks tersebut turun 2 poin ke 18 minus. GfK NOP melakukan survei terhadap 2.000 orang selama 7 Januari - 16 Januari 2011. Penelitian ini dilakukan atas nama Komisi Eropa.
Inflasi Inggris, telah melampaui target bank sentral yaitu 2% menjadi 3,7% pada Desember. Bahkan inflasi berpotensi naik menuju level 4% hingga 5% beberapa bulan mendatang.
Penurunan indeks kepercayaan konsumen memukul permintaan belanja di toko dan sektor properti. Konfederasi Industri Inggris mengatakan indeks penjualan ritel jatuh pada Januari untuk pertama kalinya dalam tiga bulan. Sedangkan Hometrack Ltd melaporkan harga rumah turun dalam tujuh bulan terakhir lantaran merosotnya permintaan.
Namun, hari ini National House-Building Council melaporkan pendaftaran perumahan baru yang merupakan ukuran konstruksi masa depan, naik 3,3% menjadi 7.385 pada Desember dari tahun sebelumnya. NHBC Chief Executive Officer Imtiaz Farookhi mengatakan hambatan terbesar dalam pemulihan perumahan adalah ketersediaan hipotek dan tekanan moneter terhadap masyarakat.