kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Indeks Sentimen Konsumen Australia Turun Setelah Bank Sentral Naikkan Bunga


Selasa, 16 Mei 2023 / 16:20 WIB
Indeks Sentimen Konsumen Australia Turun Setelah Bank Sentral Naikkan Bunga
ILUSTRASI. Ukuran sentimen konsumen Australia menunjukkan kesuramannya pada bulan Mei 2023.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Ukuran sentimen konsumen Australia menunjukkan kesuramannya pada bulan Mei 2023. Indeks sentimen konsumen Australia turun dibandingkan bulan April.

Penurunan ini terjadi setelah kenaikan suku bunga yang mengejutkan oleh Reserve Bank of Australia (RBA) dan anggaran federal yang "sedikit mengecewakan" dapat mengaburkan prospek keuangan rumah tangga serta ekonomi nasional.

Dikutip dari Reuters, indeks sentimen konsumen Westpac-Melbourne Institute yang dirilis pada Selasa (16/5) turun 7% ke level 79,0. Angka indeks ini menunjukkan kesuraman, karena lebih banyak masyarakat yang pesimistis dibandingkan optimistis.

"Dua perkembangan utama selama sebulan terakhir adalah keputusan mengejutkan dari RBA untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% pada bulan Mei dan Anggaran Federal," kata Kepala Ekonom Westpac, Bill Evans.

Baca Juga: Yellen Sebut Anggota G7 Prihatin Soal Pemaksaan Hubungan Ekonomi yang Dilakukan China

RBA pada awal bulan ini mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga, setelah sebelumnya para trader memperkirakan adanya jeda. Namun inflasi ini berada di level tertinggi dalam 30 tahun terakhir yaitu 7,0% membuat suku bunga yang lebih tinggi lagi diperlukan untuk menurunkannya.

Pemerintah Partai Buruh Australia minggu lalu membanggakan surplus anggaran pertama dalam 15 tahun terakhir, karena pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dan keuntungan pertambangan yang besar membengkakkan pundi-pundi keuangannya, tetapi juga mengumumkan bantuan biaya hidup miliaran dolar.

"Beberapa konsumen mungkin juga memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap Anggaran 2023 - terutama di sekitar ruang lingkup untuk memberikan bantuan biaya hidup tanpa menambah tugas untuk mengendalikan inflasi yang tinggi," kata Evans.

Dengan Inflasi yang membandel dan harga energi yang lebih tinggi, ini berarti konsumen nantinya akan menunda untuk membeli barang-barang rumah tangga utama.

Baca Juga: Inflasi Sudah Lewati Level Tertinggi, Australia Kembali Kerek Suku Bunga



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×